AniEvo ID – Berita kali ini gue ambil dari langkah unik yang diambil oleh Lawson, salah satu jaringan convenience store terbesar di Jepang. Gara-gara harga beras yang makin naik, mereka mulai beralih ke onigiri beku sebagai alternatif untuk dijual secara nasional dengan harga yang lebih murah, tapi tetap enak.
Kenaikan harga beras di Jepang belakangan memang bikin banyak pihak geleng-geleng kepala. Faktor cuaca buruk, perubahan iklim, dan kenaikan biaya produksi membuat stok beras menurun, sementara permintaan tetap tinggi. Akibatnya, harga beras naik sampai berimbas ke produk turunan seperti onigiri, salah satu camilan favorit orang Jepang.

Nah, buat menghadapi tantangan ini, Lawson nggak cuma nunggu harga beras turun atau nyari supplier baru. Mereka malah inovasi sendiri dengan membuat onigiri beku , yang bisa diproduksi dalam jumlah besar dan disimpan lama tanpa takut basi. Selain itu, onigiri beku ini juga bisa dijual dengan harga 20% lebih murah dibandingkan onigiri segar biasa.
Efisiensi Logistik & Minim Limbah
Salah satu alasan utama kenapa Lawson percaya diri banget sama onigiri beku ini adalah karena efisiensinya. Dengan onigiri segar, toko harus pastikan pengiriman rutin setiap hari biar tetap fresh. Kalau ada delay atau overstock, bisa-bisa onigiri dibuang karena sudah tidak layak jual.
Tapi kalau onigiri beku, masalah itu bisa diminimalisir. Onigiri bisa disimpan dalam freezer selama sampai satu tahun , jadi risiko limbah makanan jauh lebih rendah. Ini sekaligus bentuk komitmen Lawson terhadap isu lingkungan dan sustainability.
Selain itu, dari sisi logistik juga lebih mudah. Toko nggak perlu repot-repot mikirin stok harian atau khawatir kehabisan barang. Onigiri beku bisa langsung dimasukkan ke freezer, dan baru dikeluarkan pas ada pembeli. Praktis dan hemat tenaga kerja juga.
Rasa Apa Aja yang Dijual?

Saat ini Lawson menawarkan empat varian rasa onigiri beku:
- Salmon panggang (279 yen).
- Wakame (rumput laut) (140 yen)
- Dan dua rasa lainnya yang belum disebutkan secara spesifik
Harganya sudah termasuk pajak, jadi lo beli langsung sesuai nominal di etalase. Meskipun harganya lebih murah, pihak Lawson berjanji bahwa rasa dan kualitas onigiri beku ini enggak kalah dari onigiri segar .
Buat konsumen yang awalnya ragu soal rasa, Lawson udah kasih garansi: proses pembekuan dilakukan dengan teknologi modern biar tekstur nasi tetap pulen dan isiannya masih terasa fresh setelah dipanaskan. Bahkan beberapa uji coba internal menunjukkan kalau banyak pelanggan yang susah membedakan antara onigiri segar dan onigiri beku.
Uji Coba di Tokyo Berhasil, Ekspansi Dimulai
Lawson sendiri udah mulai uji coba penjualan onigiri beku di 400 toko di Tokyo sejak Februari 2025 lalu. Setelah responnya positif dan penjualan stabil, mereka bakal memperluas distribusi ke 1.700 toko di wilayah Kanto dan sekitarnya mulai 13 Mei 2025 .
Dan rencana besar mereka adalah menjual onigiri beku ini secara nasional pada Maret 2027 . Artinya, dalam waktu kurang dari dua tahun, onigiri beku bisa jadi bagian dari menu wajib di semua toko Lawson di Jepang.
Kenapa Beralih ke Onigiri Beku?

Selain karena faktor harga beras yang naik, perubahan pola konsumsi dan tantangan rantai pasok juga jadi alasan utama Lawson mengambil langkah ini. Onigiri beku bisa disimpan lama, jadi minim risiko makanan basi atau harus dibuang percuma. Ini juga bisa jadi solusi buat konsumen yang pengen makan onigiri dengan harga lebih terjangkau tanpa harus khawatir soal kualitas.
Penutup
Langkah inovatif Lawson ini bisa jadi awal dari tren baru di industri retail Jepang. Kalau sukses, bisa aja nanti 7-Eleven atau FamilyMart ikutan jual onigiri beku juga. Yang pasti, inovasi ini tunjukin kalau masalah ekonomi bisa dijawab dengan ide kreatif seperti menjual onigiri beku yang tetap lezat, lebih murah, dan ramah lingkungan.
Siapa sangka ya, camilan simpel kayak onigiri bisa jadi solusi dari kenaikan harga beras? Dan siapa tau ke depannya, onigiri beku juga akan hadir di Indonesia. Gue aja siap-siap beli kalau udah ada!