AniEvo ID – Berita kali ini gue ambil dari Society of Authors, di bulan Januari 2024, kaya serikat kerja di UK buat penulis, ilustrator, sama penerjemah profesional, ngadain survei ke 12,500 anggotanya dan penulis lain. Dapet respons skitar 800an tentang pengalaman mereka sama AI generatif, dan pendapat plus kekhawatiran mereka tentang efeknya ke depan buat karir kreatif.
Hasilnya nunjukin gak cuma keraguan berat tentang peran AI generatif ke depannya di bidang ini, tapi juga efek yang udah ada sekarang ke karir dan penghasilan mereka. Ada beberapa yang udah mulai make AI generatif buat kerjaan mereka dengan pilihan sendiri, tapi ada juga, khususnya beberapa penerjemah sama ilustrator, yang dipaksa sama penerbit atau organisasi yang ngasih kerjaan buat make AI ini.
- Kira-kira 1 dari 5 responden (22%) bilang mereka udah make AI generatif buat kerjaan.
- Ini termasuk 1 dari 10 ilustrator (12%), sepertiga penerjemah (37%), seperlima penulis fiksi (20%), dan sekitar seperempat penulis non-fiksi (25%).
- Sekitar 3 dari 10 ilustrator sama penulis (31%) bilang mereka make AI generatif buat dapetin ide-ide baru.
- Sekitar 1 dari 10 penerjemah (8%) dan lebih sedikit lagi dari ilustrator (5%) make AI generatif karena penerbit atau organisasi yang mereka kerja minta mereka buat make.
Kekhawatiran tentang dampak AI generatif ke karir kreatif mencakup grup penulis yang udah ngerasain kehilangan kerjaan, atau penurunan nilai karya mereka, gara-gara teknologi baru ini.
- Seperempat ilustrator (26%) dan lebih dari sepertiga penerjemah (36%) udah kehilangan kerjaan gara-gara AI generatif.
- Lebih dari sepertiga ilustrator (37%) dan lebih dari 4 dari 10 penerjemah (43%) bilang penghasilan dari kerjaan mereka turun karena AI generatif.
- Hampir dua pertiga penulis fiksi (65%) dan lebih dari setengah penulis non-fiksi (57%) yakin kalo AI generatif bakal berdampak buruk ke penghasilan masa depan mereka, angka ini naik jadi lebih dari tiga perempat buat penerjemah (77%) dan ilustrator (78%).
- Lebih dari 8 dari 10 responden (86%) khawatir kalo gaya, suara, dan gambar mereka bakal ditiru atau direproduksi di hasil AI generatif. Mereka juga khawatir kalo penggunaan AI generatif bakal menurunkan nilai kerjaan kreatif yang dibuat manusia.
Beberapa responden khawatir kalo AI generatif bisa gantikan pencipta manusia, terutama di area penulisan dan pembuatan konten. Mereka takut ini bakal bikin kualitas dan keragaman di industri kreatif jadi turun. Bahkan yang optimis tentang kemungkinan make sistem AI generatif secara etis, kayak sebagai alat buat tingkatin efisiensi dan aksesibilitas, tetep ngulangin kalo kekhawatiran etis adalah salah satu alasan utama buat ngindarin penggunaan sistem AI generatif di fase ini.
- Hampir semua responden (94%) pengen diakui jasa mereka dan diganjar, dan diminta persetujuan mereka (95%) kalo kerjaan mereka dipake buat ngembangin sistem AI generatif atau buat memungkinkan produksi hasil yang dihasilkan AI.
- Hampir semua (95%) minta pemerintah masukin pengamanan dan regulasi buat pastiin pemenuhan ukuran persetujuan, kompensasi, dan transparansi ini.
- Secara jelas, pesan ke penerbit dan organisasi lain tentang pentingnya transparansi di semua pemakaian software AI, mayoritas besar responden (lebih dari 9 dari 10) percaya bahwa penerbit dan organisasi lain harus nyatain secara menonjol kapan AI generatif dipake buat bantu dengan audio, video, cover buku, dan ilustrasi, pengambilan keputusan, editing, dan penerjemahan.
- Responden juga ngungkapin kekhawatiran etis tentang sistem AI generatif, dan banyak yang menonjolin bias dan ketidakakuratan di konten yang dihasilkan AI, kekhawatiran soal pelanggaran hak cipta, penyalahgunaan data pribadi, dan eksploitasi karya pencipta lain tanpa persetujuan atau kompensasi.
- Hampir semua responden (97%) percaya kalo konsumen layak dapet transparansi dan harus tau kapan sistem AI generatif udah ngasilin semua atau sebagian dari yang mereka baca, liat, atau denger.