AniEvo ID – Berita kali ini gue ambil dari wawancara Jukki Hanada, penulis naskah anime populer “Girls Band Cry“, bikin heboh di media sosial. Di situ, Hanada ngungkapin niatnya buat ngasih akhir yang depressing buat seri ini, jauh dari ending bahagia yang biasa.
Hanada ngejelasin kalau dia emang gak tertarik sama ending bahagia dari awal, karena inti ceritanya adalah menghadapi dan ngelewatin kesulitan, meskipun solusinya gak gampang.
“Di scene akhir, cewek-cewek ini ninggalin agensi dan mulai dari awal lagi. Kalau mereka bisa ngeisi Budokan dan ngalahin Diamond Dust, itu bakal jadi ‘Love Live’. Dari awal, gue gak pernah mikirin ending bahagia. Kayak yang gue bilang di episode 10, masalah gak bisa dipecahin dengan mudah. Tapi harus terus maju. Itu yang pengen gue tunjukkan terus-menerus di cerita ini, jadi gue pikirin gimana caranya ngungkapinnya, dan akhirnya sampe ke ending itu.”
Ketika ditanya tentang kemungkinan sequel dan elemen apa yang pengen dimasukin, Hanada bilang:
“Sebenernya gue kepikiran buat Nina digoda sama vokalis super ganteng dan ngikutin dia pulang, tapi akhirnya, pas dia mau diserang, dia jatuhin si cowok itu dengan teknik judo dan balik lari. Cerita kayak gitu gak bisa dibuat di anime idol, jadi gue pikir bakal menarik kalau dimasukin. Selain itu, gue juga mau bikin episode lebih banyak tentang kehidupan sehari-hari.”
Wawancara ini ngundang berbagai reaksi dari para fans:
- “Hanada-sensei!?.”
- “Jadi kita gak perlu bikin season kedua? Kayaknya semua aspek negatif Hanada-sensei bakal muncul.”
- “Hanada-sensei, mau bikin seri tentang kehidupan sehari-hari?”
- “Itu banget “Bocchi-chan”.”
- “Serius pengen liat kayak gitu. Gak masalah ada cowok-cowok biasa.”
- “Gue pengen liat Nina digoda cowok ganteng.”
- “Gak mungkin mereka bisa populer di kalangan cowok. Satu-satunya yang mungkin populer cuma Subaru-chan.”
- “Episode 8 adalah puncaknya. Dari situ, sampai episode 11, turun perlahan dengan sedikit katarsis yang bikin mikir “Bisa lebih baik lagi…?” dan lalu, mulai episode 12.”
- “Terlalu banyak scene tegang, susah ditonton.”
- “Kalau karakter Nina dihilangin, gak bakal menarik lagi, jadi ending yang gak terlalu sukses di season pertama adalah satu-satunya pilihan.”
- “Episode 8 yang terbaik, tapi lalu muncul yang cuma nulis cerita yuri, dan itu yang terburuk. Mereka yang cuma liat cerita sebagai yuri dan persahabatan gak ngerti.”
- “Menarik juga. Gue suka gimana Nina dan Tomo kelihatan dingin di awal, tapi gampang banget dibujuk.”