AniEvo ID – Gak ada yang ngeraguin kalo “Hibike! Euphonium” itu salah satu karya paling ikonis dari Kyoto Animation, salah satu studio paling hits di industri ini. Walaupun ada beberapa ubahan dari cerita aslinya (soalnya mustahil banget buat adaptasiin novel jadi anime secara utuh), episode terbaru ini bikin perubahan gede banget yang bikin komunitas penggemarnya jadi terbelah.
Di season baru ini, anggota band konser di Institut Kitauji sekarang pengen bawa pulang medali emas di kompetisi nasional. Buat presiden klub tahun ketiga, Kumiko Oumae, dan temen-temennya, ini kesempatan terakhir sebelum lulus. Penuh harapan dan kecemasan, Kumiko khawatir apakah dia bisa sukses memimpin bandnya.
Di tengah semua kesulitan ini, Kumiko ketemu sama Mayu Kuroe, siswa pindahan. Dari sikap ramahnya sampe bakatnya main bombardino (euphonium), Mayu tuh udah jadi anggota band konser di Akademi Wanita Seira, yang sering ikut kompetisi nasional. Walaupun Mayu baik, Kumiko gak bisa ilangin perasaan aneh dari pertemuan mereka.
Nah, sampe deh kita di episode terbaru, di mana kita liat Kumiko Oumae sama siswa pindahan Mayu Kuroe berhadapan di kompetisi nasional solis, tepatnya di audisi. Di episode ini, buat kejutan semua yang udah baca novel aslinya, si protagonis Kumiko Oumae kalah total.
Kenapa ini jadi kejutan? Karena di novel aslinya, si protagonis menang. Ini perubahan besar banget di ceritanya, dan meskipun masih ada satu episode lagi di season ketiga ini, perubahan ini udah bikin komunitas penggemar jadi terbelah. Tapi, pertama-tama kita harus liat apa pendapat Ayano Takeda, penulis aslinya. Dia nulis di Twitter:
“Gue khawatir ada beberapa kata yang gue gak pernah ucapin tapi tersebar seakan-akan fakta (gue rasa gak ada niat buruk, jadi tolong jangan salahkan yang nyebarin). Sebagai pendapat gue, anime itu karya mandiri yang luar biasa, yang dibuat dengan menghormati dan merekonstruksi novel aslinya. Kalo ada bagian yang melebihi toleransi gue, gue sampaikan dan itu diakomodir di skrip, jadi gue tenang dan puas dengan hasilnya. Intinya, ‘gue pengen kalian nikmatin anime sebagai anime dan novel sebagai novel’, semoga lo bisa ngerti.”
Di sisi lain, Jukki Hanada, penulis skrip adaptasi anime, juga berbagi update di Twitter:
“Gue pengen ngucapin terima kasih ke sutradara Tatsuya Ishihara yang setuju dengan pengembangan yang berbeda dari novel aslinya. Ke asisten sutradara Taichi Ogawa atas storyboards-nya, ke seluruh tim dan, terutama, ke penulis Ayano Takeda. Episode berikutnya akan jadi yang terakhir. Gue sangat berterima kasih kepada semua.”
Tapi nih yang paling penting, apa pendapat penggemarnya?
- “Kadang-kadang orang ini bikin karya masterpiece, tapi kadang juga ngancurin masterpiece yang udah kita ikutin selama sembilan tahun dengan modifikasi yang mengerikan. Apa yang terjadi dengan solo Kumiko dan Reina yang udah ditunggu-tunggu? Seharusnya mereka dipilih karena keahliannya, tapi gue pengen liat Kumiko mengungguli Mayu.”
- “Memenangkan medali emas nasional itu gak semudah itu. Dalam hidup, lo bakal ketemu banyak hal kayak gini.”
- “Gue bener-bener pengen liat solo Kumiko. Sangat mengecewakan. Modifikasi mengerikan.”
- “Gue gak akan nonton musim ketiga lagi.”
- “Di novel asli, Mayu cuma penghalang buat Kumiko, jadi itu bisa dimengerti. Hanada-sensei kerja bagus banget.”
- “Alur cerita Hanada-sensei menjelang akhir itu seandal pemerintah kita sekarang.”
- “Gue suka banget, tapi gue bisa ngerti kenapa yang pengen ending bahagia ngeluh. Yang baca novel aslinya bilang banyak bagian turnamen Kansai yang dipotong di anime buat menekankan meritokrasi, jadi ada tanda-tandanya.”
- “Dengan ini, mungkin aja Kumiko ninggalin band dan gak muncul di episode akhir, dan Reina sama Mayu menang emas nasional. Hanada gak punya belas kasihan sama yang kalah.”
- “Definitifnya sampah total. Harusnya adaptasi setia ke aslinya. Ini terlalu gak adil.”
- “Bukan soal apakah modifikasinya bagus atau buruk, banyak orang yang gak ngerti nilai yang ditunjukin anime ini. Kedua skenario itu benar-benar luar biasa. Hanada-sensei berhasil menonjolkan nilai Euphonium dengan cara yang mengagumkan. Gak bisa ngomong dari preferensi pribadi.”