AniEvo ID – Berita kali ini gue ambil dari Kathmandu yang lagi dalam kondisi kacau balau! Bendera Jolly Roger, berkibar di tengah protes besar-besaran Gen Z Nepal. Mereka muak sama korupsi elit dan larangan media sosial yang bikin hidup makin susah. Aksi ini dipicu keputusan pemerintah buat blokir platform kayak TikTok, Instagram, sama yang lain, yang katanya biar “lindungi anak muda” dari konten berbahaya. Tapi, malah bikin rakyat, khususnya Gen Z, ngamuk berat.
Perdana Menteri KP Sharma Oli kabarnya mundur setelah rumahnya dibakar massa yang marah. Sementara itu, rumor soal Presiden Ram Chandra Poudel juga mundur sempat heboh, tapi langsung dibantah sama tentara Nepal. Meski begitu, situasi di lapangan nggak main-main. Demo di Kathmandu berujung rusuh, gedung parlemen ikut dibakar, sampe rumah-rumah pejabat tinggi nggak luput dari amukan. Korban jiwa dilaporkan mencapai 19-22 orang, dengan ratusan lainnya luka-luka.
Bandara Internasional Kathmandu ditutup total, semua penerbangan dialihkan ke Lucknow, India. Kota-kota besar di Nepal sekarang kayak kota mati gara-gara curfew ketat, tapi Gen Z nggak gentar. Mereka menuntut pemerintahan sipil yang bersih, pemilu baru, dan penghapusan korupsi yang udah mendarah daging. Larangan media sosial akhirnya dicabut, tapi itu nggak cukup buat redain amarah rakyat.
Nepal sekarang kayak kapal tanpa nahkoda. Tanpa pemimpin jelas, tentara dikerahkan buat ngatasin situasi, tapi ketegangan masih tinggi. Gen Z Nepal, yang jadi motor protes ini, ngeliatin pemerintah cuma peduli sama kepentingan elit, sementara rakyat kecil terus tercekik kemiskinan dan ketimpangan. Bendera Jolly Roger yang mereka kibarkan bukan cuma simbol, tapi juga pernyataan: mereka nggak bakal diam lagi. Dunia sekarang lagi nyorot Nepal, nanya-nanya: bakal kemana arah negara ini? Yang jelas, perjuangan Gen Z ini nunjukin semangat buat ubah sistem yang udah busuk, meski jalan ke depan masih penuh kabut.