AniEvo ID – Berita kali ini gue ambil tentang suatu pekerjaan yang rame ketahui Wibu, Animator. Animator veteran Terumi Nishii lagi ngomongin soal kerja di industri anime Jepang yang lebih kayak bikin karyawan full-time jadi kayak “budak.” Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di dunia anime, Nishii udah nyumbang di produksi-seru kaya “JoJo’s Bizarre Adventure,” “Jujutsu Kaisen,” “Mawaru Penguindrum,” dan “Rurouni Kenshin.” Dalam obrolan sama Anime News Network, Nishii jelasin kalo ada beberapa masalah gede yang ngerusak studio anime pada umumnya, kayak kurangnya dukungan serikat pekerja, seringnya mereka ngontrak animator tanpa keahlian, dan jadwal kerja full-time yang bikin capek fisik dan mental.
Nishii sekarang lagi kolaborasi sama NAFCA (Japan Anime and Film Association) buat bantu atasin masalah-masalah ini di industri. Menurut Nishii, pelanggar-pelanggar terparah di industri ini bikin animator sampe batas fisik dan mental mereka. “Secara umum, lemburannya super panjang, atau ada deadline aneh yang nggak mungkin dipenuhi, jadi lo nggak bisa pulang,” katanya. Keluhan tentang kondisi serupa udah diajukan terhadap beberapa studio terkenal, termasuk MAPPA Studio (Jujutsu Kaisen, Attack on Titan).
Nishii jelasin kalo kondisi-kondisi ini hasil alami dari industri yang udah membutuhkan jam kerja panjang buat keluarin produksi. “Perusahaan Jepang udah ada dalam lingkungan di mana yang jadi karyawan full-time udah dipaksa buat kerja keras selama 20-30 tahun terakhir, tapi kayaknya daripada jadi ‘karyawan full-time,’ mereka lebih kayak budak…. Baru dalam lima tahun terakhir ini orang-orang mulai bilang kalo ada yang nggak beres dengan struktur industri ini di mana, kalo lo punya duit sedikit, temen-temen senior lo di kantor bakal memanfaatkan lo… Kesimpulan gue, mereka lagi cari cara buat jaga kualitas [anime] sambil ubah struktur yang udah berjalan selama ini.”
Perjuangan para karyawan juga makin berat dengan adanya animator-amatir, yang dipekerjakan studio karena kekurangan tenaga kerja pada umumnya. Karena studio-seringnya ngontrak animator lepas yang nggak punya kualifikasi untuk posisi tertentu, animator senior harus habiskan waktu dan tenaga ekstra buat ngoreksi kesalahan mereka.
Buat tambah parah, karyawan studio nggak bisa nego gaji atau ungkapin masalah mereka karena absennya serikat pekerja animator secara nasional. “Gue pikir lo berada dalam posisi yang merugikan kalo lo nggak gabung,” kata Nishii. “Toh, kecuali lo negosiasi sebagai kelompok, lo nggak bakal menang, dan meskipun situasi satu orang membaik sedikit itu nggak berarti situasi semua orang akan membaik.”
Nishii bekerja sama dengan NAFCA buat bikin survei industri yang melibatkan animator secara keseluruhan. Tujuan survei ini adalah menyediakan data konkret kepada pemerintah Jepang tentang keadaan keseluruhan industri anime, yang bakal bantu solusi yang lebih ngasih hasil. NAFCA juga berusaha memfasilitasi pembuatan “Ujian Keahlian Animator,” yang bakal bantu studio lebih akurat menilai kemampuan calon karyawan. Ini juga bakal bantu animator lepas buat asah bakat mereka dengan belajar yang lebih spesifik.