AniEvo ID – Elon Musk dikabarkan pada hari Sabtu lalu, diminta untuk membantu Ukraina dalam melawan Rusia. Dia diminta menggunakan proyek Starlink yang dioperasikan oleh SpaceX. Ini adalah topik yang sedang hangat diperbincangkan. Apa itu teknologi Starlink dan bagaimana tanggapan dari pemiliknya? Mari kita bahas lebih lanjut di bawah ini!
Apa Itu Starlink?
Starlink adalah proyek yang pertama kali dikembangkan pada tahun 2015 oleh SpaceX, perusahaan yang dimiliki oleh Elon Musk. Pada tahun 2018, proyek ini pertama kali meluncurkan satelit pertamanya ke orbit. Sejak saat itu, proyek ini terus mengirimkan satelit, dan saat ini sudah ada lebih dari 5.000 satelit Starlink yang berhasil mengorbit.
Proyek ini bertujuan untuk menyediakan akses internet broadband global melalui jaringan teknologi satelit. Starlink menggunakan ribuan satelit kecil tadi yang ditempatkan di orbit rendah Bumi untuk menciptakan jaringan internet yang cepat dan dapat diakses di daerah-daerah yang sulit terjangkau oleh teknologi internet tradisional.
Dengan Starlink, pengguna di berbagai wilayah, termasuk daerah pedesaan atau terpencil, dapat mengakses internet dengan kecepatan tinggi. Di Amerika Serikat, rata-rata kecepatan unduh Starlink mencapai sekitar 105 Mbps, sementara di 15 negara lainnya mencapai 100 Mbps. Sekarang layanan ini sudah tersedia di 32 negara, termasuk Indonesia.
Mengutip dari VOI, Perusahaan menawarkan hal itu karena layanan internet Starlink didukung ribuan satelit yang mengorbit dekat dengan Bumi, sekitar 550 km dan tersebar di berbagai belahan dunia. Karena itu, Starlink mengklaim bisa menghadirkan satelit dengan latency hanya 25ms. Layanan internet ini bisa digunakan untuk aktivitas digital apa saja.
Elon Musk dan Perang Rusia-Ukraina
Sudah ribuan satelit yang mengorbit dan mencakup seluruh bagian Bumi, termasuk negara Rusia. Namun, pada tahun lalu, Elon Musk mematikan beberapa satelitnya di dekat Pantai Krimea. Keputusan tersebut diambil karena saat itu Ukraina tampaknya hendak memanfaatkannya untuk merusak armada laut Rusia menggunakan pasukan drone.
Mengutip dari Bisnis.com, Rusia merebut semenanjung Krimea pada tahun 2014, menempatkan Armada Laut Hitamnya di Sevastopol dan telah menggunakan armada tersebut dalam blokade de facto terhadap pelabuhan lain Ukraina sejak invasi penuh pada tahun 2022. Nah, permintaan Ukraina adalah untuk mengaktifkan Starlink di pelabuhan ini.
Respon Elon Musk sangat jelas menolak permintaan tersebut. Dia tidak ingin dirinya dan perusahaannya terlibat dalam konflik tersebut. Lebih tepatnya, dia tidak ingin Starlink digunakan dalam rencana serangan rahasia untuk merusak sebagian besar armada Rusia, yang nantinya malah hanya akan memperbesar konflik tersebut.
Jika permintaan itu diterima dan berhasil, yang paling ditakutkan adalah bagaimana Rusia akan meresponnya. Elon Musk khawatir Rusia akan merespons dengan serangan nuklir. Sebelumnya, terjadi insiden yang disebut ‘Mini Pearl Harbor’ di mana sebuah kapal perang Rusia mengalami kerusakan parah akibat serangan drone dari angkatan laut Ukraina.
Elon Musk Disebut Pahlawan
Melalui akun resmi X-nya, Elon Musk mengungkapkan bahwa layanan Starlink ada hanya untuk bersenang-senang di dunia maya, bukan untuk perang. Dia tidak ingin dirinya dan perusahaannya, yaitu SpaceX, menjadi pemicu terjadinya Perang Dunia III. Atas keputusannya ini, Elon mendapatkan banyak pujian dan dianggap sebagai pahlawan.
Padahal, kita tahu bahwa belakangan ini pemilik SpaceX dan Tesla itu banyak mendapat ujaran kebencian dari warga internet seluruh dunia. Ini terutama karena kebijakan-kebijakan kontroversialnya di Twitter, yang bahkan mengakibatkan perubahan nama dan logo yang sudah menjadi khasnya Twitter, menjadi ‘X’.
Namun, bagaimana sekarang? Saat ini, banyak orang yang memberikan pujian atas sikap tegasnya untuk tidak melibatkan dirinya atau perusahaannya dalam konflik perang. Elon mengklarifikasi bahwa satelit yang diminta oleh pihak Ukraina sebenarnya sudah lama tidak beroperasi, dan dia sejak awal tidak pernah berniat untuk terlibat dalam perang.
Meskipun begitu, nyatanya, seperti yang dikutip dari akun X Mario Nawfal dan pernyataan resmi Elon sendiri, dia mendapat tekanan dari pemerintah Amerika Serikat dan Ukraina untuk terlibat. Starlink, yang memiliki kemampuan teknologi GPS, sangat menguntungkan dalam rencana serangan besar yang diusung oleh Ukraina.
Penutup
Demikian pembahasan mengenai teknologi ini. Tekanan yang diberikan memunculkan pertanyaan di kalangan netizen, apakah mereka benar-benar ingin mencapai perdamaian atau akan terus berperang. Sebutan pahlawan yang diberikan kepada Elon Musk pantas, karena dia telah berusaha mencegah terjadinya skenario terburuk. Terima kasih telah menyimak!