AniEvo ID – Tato di Jepang punya sejarah yang cukup kompleks, yang nggak bisa dipandang sekadar seni atau gaya hidup. Di banyak negara, tato dianggap sebagai bentuk ekspresi diri atau karya seni tubuh yang keren, tapi di Jepang, tato sering kali dianggap kontroversial dan masih bisa jadi simbol kriminalitas.
Soalnya, tato di Jepang nggak cuma soal penampilan, tapi ada kaitannya dengan budaya dan sejarah yang panjang. Jadi, kenapa sih tato di Jepang bisa dianggap negatif? Apakah tato memang hanya untuk mereka yang terlibat dengan dunia kriminal? Yuk, kita bahas lebih dalam!
Tato dan Sejarah Yakuza: Tato = Kriminal?

Penting untuk nyadar bahwa di Jepang, tato punya kaitan erat dengan Yakuza, yaitu kelompok kriminal terorganisir yang terkenal di Jepang. Dalam budaya Yakuza, tato bukan hanya sebagai simbol pribadi, tapi juga sebagai tanda identitas dan status dalam kelompok tersebut. Semakin banyak tato yang dimiliki seseorang, semakin tinggi pula statusnya dalam kelompok tersebut.
Tato Yakuza seringkali terlihat besar, penuh warna, dan meliputi hampir seluruh tubuh, dan ini membuat tato identik dengan dunia kriminal di mata banyak orang Jepang. Jadi, nggak heran kalau banyak orang Jepang yang menganggap tato sebagai simbol kejahatan, meskipun pada kenyataannya nggak semua orang yang bertato terlibat dengan Yakuza.
Stigma Sosial di Jepang: Tato Masih Terkait dengan Hal Negatif

Walaupun zaman sudah berubah, stigma tentang tato di Jepang masih sangat kuat. Banyak orang Jepang yang menganggap tato sebagai simbol kebebasan yang nggak terkendali atau bahkan rebellious. Tato sering kali dikaitkan dengan orang-orang yang nggak mematuhi norma sosial atau yang melanggar aturan, terutama karena pengaruh kuat dari asosiasi dengan Yakuza.
Bahkan di beberapa tempat seperti pemandian umum (onsen), gym, dan kolam renang, orang yang bertato sering kali dilarang masuk. Banyak orang Jepang yang merasa nggak nyaman dengan keberadaan tato, jadi meskipun sudah banyak yang menganggap tato itu keren, stigma negatif ini masih ada dan memengaruhi persepsi masyarakat secara umum.
Tato Sebagai Seni yang Diakui Secara Bertahap

Meskipun tato masih sering dikaitkan dengan hal negatif, nggak sedikit juga yang melihat tato sebagai bentuk seni tubuh yang dihargai. Di Jepang, tato mulai dianggap sebagai seni yang punya keindahan dan makna mendalam. Banyak seniman tato yang kini berfokus untuk menciptakan desain yang detail dan artistik, bahkan sampai diakui di kalangan komunitas internasional.
Beberapa gaya tato tradisional Jepang, seperti irezumi, yang sering menggambarkan cerita mitologi atau simbol-simbol budaya Jepang, mendapat apresiasi besar sebagai karya seni. Tato ini bukan hanya soal penampilan, tapi juga simbolisasi nilai-nilai budaya yang mendalam. Namun, meskipun ini berkembang, masyarakat Jepang yang lebih tua masih sering memiliki pandangan negatif terhadap tato.
Tato di Kalangan Generasi Muda: Perubahan Pandangan
Generasi muda Jepang mulai memperlihatkan sikap yang lebih terbuka terhadap tato. Tato nggak lagi dianggap hanya sebagai simbol kriminalitas atau pemberontakan. Banyak anak muda yang memilih untuk menato tubuh mereka sebagai cara untuk mengekspresikan diri, tanpa harus terikat pada pandangan lama yang mengaitkan tato dengan kejahatan.
Bahkan, banyak artis, selebriti, dan influencer di Jepang yang bertato, yang semakin mengurangi stigma negatif terhadap tato. Meskipun begitu, masih ada perbedaan besar antara generasi muda yang lebih terbuka dan generasi tua yang masih sangat konservatif tentang tato.
Perubahan yang Lambat: Apakah Tato Akan Diterima Sepenuhnya?
Meski ada perubahan pandangan, penerimaan tato di Jepang masih berjalan lambat. Beberapa orang Jepang mungkin masih menganggap tato sebagai simbol pemberontakan, atau bahkan lebih ekstrem, sebagai tanda kejahatan. Tato di Jepang seringkali dianggap sebagai hal yang kontroversial dan hanya cocok untuk orang-orang di dunia hiburan atau subkultur tertentu.
Namun, dengan meningkatnya pengaruh budaya pop global dan generasi muda yang lebih terbuka, ada kemungkinan bahwa tato bisa diterima secara lebih luas di masa depan. Namun, butuh waktu yang cukup lama agar pandangan masyarakat Jepang terhadap tato bisa benar-benar berubah.
Tato dan Hukum di Jepang

Secara hukum, tato di Jepang bukanlah hal yang ilegal, tapi ada aturan ketat tentang bagaimana tato bisa dipraktikkan. Tato di Jepang hanya bisa dilakukan oleh seniman tato yang berlisensi, dan meskipun tato tidak dilarang, ada beberapa tempat yang melarang orang bertato untuk masuk.
Meskipun begitu, tato yang dilakukan oleh seniman yang tidak berlisensi atau tanpa standar yang jelas bisa menimbulkan masalah, karena ada regulasi yang melindungi kesehatan publik. Selain itu, meskipun tato di Jepang tidak ilegal, asosiasi tato dengan Yakuza masih bisa membuat seseorang dengan tato merasa tidak diterima atau terstigma secara sosial.
Kesimpulan: Tato, Simbol Seni atau Kriminal?
Tato di Jepang adalah topik yang kompleks dan penuh kontroversi. Dari asosiasi dengan Yakuza hingga stigma sosial yang melekat, tato di Jepang masih menghadapi banyak tantangan dalam hal penerimaan masyarakat. Meskipun ada perubahan positif di kalangan generasi muda yang lebih terbuka terhadap tato, pandangan lama yang menghubungkan tato dengan dunia kriminal masih sulit dihilangkan.
Namun, dengan meningkatnya kesadaran tentang tato sebagai seni, mungkin suatu saat nanti tato bisa diterima lebih luas sebagai bentuk ekspresi diri yang sah, tanpa harus terikat dengan pandangan negatif.