AniEvo ID – Lo pasti udah pernah denger tentang yang namanya karoshi, kan? Fenomena yang satu ini cukup kontroversial di Jepang dan bisa dibilang nggak banyak yang bener-bener sadar dampak seriusnya. Karoshi sendiri artinya “kerja sampai mati”, dan meskipun terdengar ekstrim, fenomena ini nyatanya jadi hal yang nggak bisa dipandang sebelah mata di negara matahari terbit itu. So, gimana sih sebenarnya fenomena karoshi ini bisa terjadi? Kenapa budaya kerja di Jepang bisa sampai segitunya? Yuk, kita bahas!
Budaya Kerja Keras di Jepang

Di Jepang, kerja keras itu udah jadi budaya yang dianggap sangat penting. Sejak zaman dulu, masyarakat Jepang dihargai karena dedikasi dan loyalitas mereka terhadap pekerjaan. Semua itu muncul dari filosofi gaman yang mengajarkan untuk menahan diri, bertahan, dan bekerja sekeras mungkin tanpa mengeluh.
Hal ini membuat banyak orang Jepang merasa harus terus bekerja keras demi memenuhi ekspektasi, baik dari perusahaan, keluarga, maupun masyarakat. Sayangnya, budaya kerja yang ekstrem ini tanpa disadari bisa berujung pada karoshi.
Tekanan di Tempat Kerja yang Terlalu Berat

Jepang memang dikenal dengan tingkat produktivitas yang tinggi, tapi dibalik itu ada tekanan besar yang harus dihadapi para pekerja. Banyak dari mereka yang terpaksa lembur berjam-jam bahkan sampai tengah malam, demi memenuhi target atau deadline yang sangat ketat.
Bukan cuma itu, ada juga budaya nomikai (minum bersama rekan kerja) yang kadang nggak bisa ditolak. Ini bikin jam kerja semakin panjang dan waktu buat diri sendiri jadi terbatas banget. Akibatnya, banyak pekerja yang stress, kelelahan fisik dan mental, sampai akhirnya terjadilah kasus-kasus karoshi.
Karoshi: Bukan Cuma Masalah Fisik, Tapi Juga Mental

Meskipun karoshi sering kali identik dengan kematian akibat kelelahan fisik yang parah, faktanya, banyak kasus karoshi juga dipengaruhi oleh tekanan mental yang nggak kalah berat. Depresi, kecemasan, dan stres berat akibat pekerjaan yang nggak ada habisnya bisa membuat seseorang merasa terperangkap dan nggak ada jalan keluar.
Tanpa dukungan emosional yang cukup, banyak pekerja yang merasa hidup mereka hanya untuk bekerja, dan akhirnya nggak ada lagi yang bisa mereka lakukan selain bekerja lebih keras. Mental yang tertekan inilah yang jadi pemicu utama timbulnya karoshi.
Sistem Kerja yang Kaku dan Terbatasnya Cuti
Salah satu faktor lain yang bikin fenomena karoshi semakin parah adalah sistem kerja di Jepang yang sangat kaku. Banyak perusahaan yang menerapkan jam kerja yang sangat panjang, kadang bahkan tanpa waktu libur yang cukup.
Walaupun ada cuti tahunan, nggak sedikit orang yang merasa “terpaksa” nggak mengambil cuti karena takut dianggap malas atau nggak loyal sama perusahaan. Hal ini jadi masalah serius, karena pekerja terus bekerja tanpa waktu istirahat yang cukup, yang lama kelamaan bisa berdampak pada kesehatan fisik dan mental mereka.
Solusi yang Masih Sulit Diterima
Pemerintah Jepang udah mulai menyadari bahaya dari fenomena karoshi dan mencoba untuk mengubah sistem ini. Beberapa perusahaan mulai mengurangi jam kerja lembur dan mendorong agar pekerja mengambil cuti mereka. Tapi, perubahan ini nggak semudah itu, guys. Budaya kerja keras yang udah mendarah daging di masyarakat Jepang sangat sulit untuk diubah.
Banyak perusahaan masih mengutamakan hasil dan produktivitas tanpa terlalu memperhatikan kesejahteraan karyawan. Walaupun udah ada kebijakan yang lebih memperhatikan kesejahteraan pekerja, faktanya masih banyak pekerja yang merasa tertekan dan tetap bekerja berlebihan.
Kesimpulan: Jangan Sampai Kehilangan Diri Demi Pekerjaan
Fenomena karoshi ini sebenarnya jadi pengingat buat kita semua, bahwa kerja keras itu penting, tapi kesehatan dan kebahagiaan kita jauh lebih penting. Nggak ada pekerjaan yang layak untuk mengorbankan hidup kita, baik itu secara fisik maupun mental. Meskipun budaya kerja keras Jepang udah lama berkembang, kita harus bisa belajar untuk menyeimbangkan hidup, waktu kerja, dan waktu pribadi. Jangan sampai, demi mengejar ambisi pekerjaan, kita kehilangan diri kita sendiri.
Jadi, lo setuju nggak kalau keseimbangan antara kerja dan hidup itu penting banget? Jangan sampe jadi korban karoshi deh!