AniEvo ID – Dari semua yang baru rilis di musim semi 2024 (April-Juni), “Girls Band Cry” bener-bener salah satu kejutan paling seru deh. Seri ini punya vibe kayak “K-On!” dan “Bocchi The Rock!“, dimana ceritanya tentang geng remaja cewek yang bikin band dan punya mimpi besar.
Ceritanya dijabarkan gini:
“Si tokoh utama ninggalin sekolah di tahun kedua dan punya cita-cita masuk universitas sambil kerja sendirian di Tokyo. Ada cewek yang dikhianatin temen-temennya dan bingung harus ngapain. Terus ada juga yang ditinggal ortunya dan usaha bertahan hidup di kota dengan kerja paruh waktu. Dunia ini sering bikin kecewa. Nggak ada yang berjalan sesuai rencana. Tapi kita tetap pengen ada sesuatu yang kita suka. Kita percaya ada tempat dimana kita bener-bener ‘belong’. Makanya kita nyanyi.“
Ceritanya jauh lebih dalam dari dua seri yang disebut tadi, tapi bedanya nggak cuma di situ. Toei Animation ubah game-nya dengan bikin seri ini dalam animasi 3DCG, mirip kayak beberapa anime idol lainnya.
Meski animasi CGI kurang populer di kalangan fans, “Girls Band Cry” berhasil bikin manfaat dari tema ini dengan beberapa scene yang jadi viral di sosmed setiap episode baru keluar.
Nah, yang keren itu, voice actress-nya cewek-cewek di “Girls Band Cry” bisa beneran mainin alat musik mereka di panggung loh. Jadi mereka itu beneran band, kayak yang keliatan di video baru mereka pas mainin single pertama mereka “Nameless Name“.
Tapi kalo gaya animasi ini biasanya nggak disukai fans, kenapa “Girls Band Cry” malah diterima baik? Menurut artikel di Nikkei, ini bukan cuma karena ceritanya yang menarik, tapi karena YouTubers Virtual atau VTubers udah bantu kurangin penolakan terhadap model 3D. Dalam wawancara, produser Satoshi Hirayama bilang gini:
- Ada dua tren utama di animasi global: satu adalah ‘look real’ ala Disney dan Pixar. Yang lainnya adalah ‘look cel’ yang diwakilin sama animasi Jepang yang digambar tangan. Karena udah banyak pelopor di kedua area ini, kita mikir kita harus bersaing dalam hal yang belum banyak orang lakuin, dan itu yang bawa kita ke ‘look ilustrasi’.
- Kita mikir gimana cara animasi Jepang bertahan di masa depan, kalo kita terus-terusan ngelakuin hal yang sama kayak sebelumnya, bisa-bisa kita kalah saing dengan negara lain dan akhirnya kalah juga dalam pertarungan ekonomi. Tapi dengan animasi CG, masih banyak ruang buat berkembang dalam ekspresi. Karena animasi Jepang itu udah di garis depan dunia, kita mau terus coba hal-hal baru.
- Plus, dulu kita sering dapet reaksi dari otakus bahwa ‘Model 3DCG itu jelek banget!’ Tapi dengan populernya VTubers belakangan ini, penolakan itu berkurang drastis, yang jadi salah satu alasan kita milih desain itu. Kita juga bisa nunjukin emosi dan gerakan detail menggunakan 24 frame lengkap dalam pekerjaan ini, sementara di animasi TV biasa gerakannya delapan frame per detik.