AniEvo ID – Berita kali ini gue ambil dari yang disukai oleh para wibu, loli yang jadi genre penting banget loh di industri manga buat dewasa (doujinshi hentong) di Jepang. Bahkan, ada majalah yang judulnya “Comic LO“, yang artinya “Loli Only“. Itu menunjukkan seberapa pentingnya genre ini di industri, tapi walaupun kontennya bisa bikin kontroversi, umumnya ada pemikiran buat “pisahin kenyataan sama fiksi” di antara para pembacanya.
Lo pasti penasaran, gimana sih sebuah majalah lolis bisa jadi kontroversial bahkan di antara konsumen genre itu sendiri di Jepang? Nah, ini semua berawal dari ilustrasi berikut:
Keliatannya cuma ilustrasi simpel dua cewek SD, kan? Tapi sebenernya, semua tergantung konteksnya. Ilustrasi ini diambil dari kampanye iklan yang kontroversial dari brand pakaian H&M. Dalam sebuah kampanye di Australia buat balik sekolah, H&M nge-share foto dua cewek SD yang pose di depan latar pink. Mereka pake dress abu-abu, kaos kaki bergelombang, dan sepatu Mary Jane, liatin kamera dari atas bahu.
Masalahnya muncul dari slogan mereka, yang bilang: “Bikin semua kepala berputar dengan fashion H&M buat balik sekolah”. Dengan alusinya ke pandangan nggak pantas dan berpakaian buat tarik perhatian, frase “bikin semua kepala berputar” itu agak aneh buat dikaitin sama anak-anak. Intinya, bikin anak-anak tarik perhatian orang dewasa itu keputusan yang buruk banget dari tim pemasaran H&M. Setelah kontroversi yang heboh, perusahaan itu batalin kampanye iklannya dan minta maaf ke konsumennya berkali-kali.
Lucunya, cara pikir konsumen lolis di Jepang itu unik banget. Di antara fans-fans ini, ide “pisahin kenyataan sama fiksi” itu masih kuat, tapi pas artis hentong Sabaku Chitai bikin ilustrasi yang lo liat tadi dan share dengan bangga, nggak banyak yang suka. Ternyata, nyiptain parodi dari anak-anak nyata itu nggak menarik buat banyak konsumen genre ini.
Makanya, tim editorial Comic LO ngeluarin press release yang ngakuin kalo ada kontroversi sama ilustrasi itu, dan ngomong bahwa “konten Comic LO itu murni fiksi” dan “semua pembaca Comic LO jangan pernah nyoba niruin apa yang mereka baca di doujinshi”.
Pernyataan ini, walaupun buat belain artisnya, juga jadi teguran buat dia, dan ini diakuin di Twitter:
“Pernyataan dari tim editorial Comic LO. Kata-kata dan tindakan pribadi gue itu milik gue sendiri dan tim editorial nggak bertanggung jawab atasnya. Mohon dimengerti. Gue minta maaf ke semua yang merasa terganggu atau tersinggung oleh perilaku gue. Terakhir, gue pengen ucapin terima kasih ke semua pembaca atas dukungan terus-terusan mereka”, tulis artisnya.
Tapi, baik majalah maupun artisnya butuh waktu seminggu buat ngeluarin permintaan maaf publik, yang cukup lama sampe kontroversi itu meledak. Bahkan artis hentong lain juga merasa tersinggung karena nyambungin kejadian nyata sama konten Comic LO. Salah satunya adalah Nogiwa Kaede yang populer, yang bilang:
“Baru aja ngobrol sama penerbit dan gue memutuskan buat stop kerja sama dengan majalah Comic LO ke depannya. Gue minta maaf ke yang nungguin konten baru dari gue di majalah itu. Secara pribadi, gue nggak bisa setuju sama sikap penerbit soal masalah ini, yang bikin ada perbedaan ideal. Gue merasa kalo majalah secara keseluruhan harus lebih sadar akan pentingnya memisahkan kenyataan dari fiksi, terutama dalam hal menggambar anak-anak.”
Beneran situasi yang unik banget kan? Kaya meme itu “Gue babi yang sopan, bukan babi ngepet”. Dan tentu aja, ini nggak luput dari perhatian di forum komentar:
- “Bahkan di antara artis hentai ada etika dan akal sehat”.
- “Kali ini bukan tentang feminis, jangan salah paham. Ini tentang nggak nyampurin masalah nyata ke hobi kita sama lolis”.
- “Sikap Comic LO itu munafik dan gue nggak setuju. Kayaknya mereka nggak peduli pas masalah nyata nyampur”.
- “Bahkan Kaede Nogiwa-sensei, yang gayanya ekstrem banget buat diliat, merasa tersinggung dengan masalah ini”.
- “Biasanya dikatakan bahkan di antara babi ada kelas sosial, dan ini bener-bener membuktikannya”.
- “Ini mengingatkan gue pas artis Shouji Dodai bilang ilustrator yang nggak bisa bedain realita sama fiksi itu calon pelaku seksual. Dan akhirnya dia ditangkap karena meraba-raba anak di jalan”.
- “Gila ya, orang Jepang menganggap kontroversi H&M itu “berlebihan”, tapi pas seorang artis lolicon pake tema itu buat ilustrasi, semua orang langsung heboh”.
- “Benar, mungkin itu sebabnya desain lolis di anime itu nggak realistis. Tapi pas mereka referensi ke sesuatu yang nyata, pembaca sadar apa yang mereka baca itu salah secara moral dan bikin kontroversi ini”.
- “Ini adalah otaku yang jelas tahu di mana batasnya, yang jarang banget hari ini. Dulu otaku punya kesopanan, tapi sekarang kayaknya mereka bangga mempermalukan diri sendiri di internet dan memamerkan selera pribadi”.