AniEvo ID – Baru-baru ini, portal Jepang NIFTY menerbitkan artikel yang menunjukkan bahwa industri musik Jepang sedang mengalami krisis. Lagu-lagu artis Jepang hanya dapat berhasil jika tergantung pada ketenaran proyek anime, sementara artis Korea Selatan terus meraih kesuksesan tanpa perlu hal tersebut.
Beberapa artis musik Jepang, seperti YOASOBI, Ado, Official Hige Dandism, Aimer, dan MAN WITH A MISSION, mengambil langkah membidik industri anime sebagai cara untuk meraih sukses. Namun, kritikus industri musik menilai bahwa artis musik Jepang terlalu fokus pada produksi lagu dengan kesuksesan yang terjamin, dan tidak berusaha untuk membuat musik yang lebih baik.
Namun, di sisi lain, ada juga artis musik Jepang yang hanya fokus pada produksi lagu yang dapat langsung sukses dan hanya bergantung pada popularitas sesuatu yang sudah terjamin. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya variasi dalam industri musik Jepang dan memperburuk situasi industri musik di negara tersebut.
Sementara itu, artis dari Korea Selatan seperti BLACKPINK, IVE, dan Agust D terus merilis lagu-lagu populer secara global tanpa bergantung pada industri anime. Kesuksesan mereka menunjukkan bahwa industri musik Korea Selatan jauh lebih unggul daripada industri musik Jepang.
Menurut kritikus industri musik, situasi ini terjadi karena cara menjual lebih diutamakan daripada apa yang harus dilakukan dalam pembuatan musik. Ini berarti bahwa artis musik Jepang harus mulai memperhatikan kualitas musik mereka dan menciptakan karya-karya yang dapat sukses tanpa harus bergantung pada proyek anime.
Di masa kini, siapa pun dapat menciptakan “musik yang dibuat dengan baik” melalui Kecerdasan Buatan (AI). Oleh karena itu, artis musik Jepang harus berinovasi dan mengeksplorasi cara-cara baru untuk menciptakan karya-karya berkualitas yang dapat bersaing di pasar global tanpa harus terus bergantung pada industri anime.
©NIFTY Corporation