AniEvo ID – Berita kali ini gue ambil dari wawancara yang baru-baru ini heboh lagi, Hiromu Arakawa, si kreator sekaligus ilustrator dari manga “Fullmetal Alchemist”, ngaku dia nggak pernah nyangka kalau serinya yang gelap banget itu bakal sukses melewati volume kedua. Pengakuan ini berhasil nyita perhatian para fans, yang bikin wawancara lama ini jadi rame lagi dan menduduki posisi nomor satu di Febri.
Arakawa, yang tumbuh di lingkungan pedesaan dalam keluarga petani, cerita di wawancara itu kalo dia mulai tertarik sama manga dan gambar dari kecil. Pas ngobrolin soal karirnya, dia ungkap suatu fakta yang bikin kaget: dia nggak yakin kalo “Fullmetal Alchemist” bakal bertahan lebih dari dua volume. Waktu pertama kali dirilis, majalah Monthly Shonen Gangan milik Square Enix, biasanya bakal nge-cancel seri yang penjualannya jelek setelah dua volume terbit.
“Chapter pertama dipublish full warna, tapi setelah itu nggak ada lagi halaman berwarna,” kata Arakawa. “Gue pikir, ‘Oh, jadi nggak populer ya’, dan gue lega (ketawa). Di Monthly Shonen Gangan, mereka cancel seri setelah dua volume kalo nggak laku, jadi gue juga mikirin kemungkinan itu. Gue pikir kalo gagal, ya sudah deh, ‘next, next, next.’ Jadi, pas denger jumlah kopi volume pertama, gue langsung mikir, ‘Ini pasti nggak laku.’ Gue bilang ke editor gue, ‘Kalo nggak laku, kita jalan-jalan ke utara bareng buat promosiin’ (ketawa).“
Tapi, nasib berkata lain buat “Fullmetal Alchemist”. Seri ini jadi salah satu franchise terlaris dari Square Enix, laku lebih dari 80 juta volume di seluruh dunia per tanggal 6 Juli 2021. Manga ini terbit selama sembilan tahun, mulai dari 12 Juli 2001 sampai 11 Juni 2010, dan tamat dengan total 27 volume.
“Fullmetal Alchemist” nggak cuma meninggalkan bekas yang dalam di dunia manga, tapi juga menginspirasi dua adaptasi anime yang sukses, keduanya diproduksi oleh studio animasi terkenal BONES Studios. Adaptasi pertama, “Fullmetal Alchemist” (2003-2004), menyimpang dari materi asli saat sampe di chapter yang masih ditulis Arakawa, yang berakhir dengan cerita orisinal. Adaptasi kedua, “Fullmetal Alchemist: Brotherhood” (2009-2010), lebih setia ke manga, walaupun awalnya dikritik karena nyimpulin bagian yang udah di-cover di seri 2003 supaya cepet sampe ke materi yang belum diadaptasi.
Keberhasilan “Fullmetal Alchemist” menunjukkin bakat Hiromu Arakawa dan kemampuannya buat nyiptain cerita yang nyentuh banget buat pembaca dan penonton di seluruh dunia. Meski awalnya dia ragu sama masa depan karyanya, karya itu nggak cuma melewati ekspektasi, tapi juga jadi salah satu seri paling dicintai dan dihormati dalam sejarah manga dan anime.