AniEvo ID – Berita kali ini gue ambil dari 6 Januari lalu, situs konten dewasa nHentong mengajukan mosi ke pengadilan federal California untuk menghentikan gugatan pelanggaran hak cipta yang diajukan oleh perusahaan asal California, PCR Distributing. Di hari yang sama, mereka juga meminta perlindungan hukum agar PCR Distributing tidak dapat mengakses informasi sensitif terkait situs dan operatornya.
Dalam pembelaannya, nHentong menyatakan bahwa gugatan PCR Distributing tidak memiliki dasar hukum dengan beberapa argumen berikut:
- Kepemilikan Hak Cipta yang Diragukan
PCR Distributing dinilai tidak dapat membuktikan kepemilikan penuh atas hak cipta karya yang disengketakan. Berdasarkan data dari Kantor Hak Cipta AS, tiga karya yang disebutkan justru tercatat atas nama JAST USA sebagai pemegang hak resmi. Walaupun PCR mengklaim beroperasi sebagai JAST USA, mereka tidak memberikan bukti yang menunjukkan kepemilikan hak eksklusif. Selain itu, data publik menunjukkan bahwa JAST USA adalah entitas terpisah dari PCR, tanpa keterkaitan dalam struktur organisasi maupun lokasi. - Batas Waktu Hukum (Statute of Limitations)
Sebagian klaim pelanggaran dianggap kedaluwarsa karena melampaui batas waktu tiga tahun yang ditetapkan undang-undang. Sebagai contoh, buku “Hey… Let’s Do It” diunggah ke situs lebih dari tujuh tahun lalu sebagai karya yang belum dipublikasikan. Karya ini baru tercatat sebagai dipublikasikan pada 1 Juli 2023 dan didaftarkan secara resmi pada 5 Oktober 2023. Karena pendaftaran dilakukan lebih dari tiga bulan setelah publikasi, PCR tidak berhak menuntut ganti rugi atau biaya pengacara. - Izin Penggunaan Konten
nHentong juga menyebutkan bahwa mereka menerima izin tertulis pada Oktober 2020 dari editor kepala JAST USA untuk meng-hosting konten yang disengketakan. Hal ini, menurut mereka, membatalkan tuduhan pelanggaran penggunaan konten.
Sebagai langkah alternatif jika gugatan tidak dibatalkan sepenuhnya, nHentong juga meminta penghapusan klaim terkait situs nHentong.to, dengan alasan bahwa mereka tidak memiliki afiliasi dengan situs tersebut, yang menggunakan domain negara Tonga (.to).
Selain itu, mereka mengajukan permohonan perlindungan untuk mencegah PCR Distributing mendapatkan informasi sensitif, termasuk data pribadi operator situs, alamat email, alamat IP, histori pengguna, dan dokumen terkait lainnya. Sidang untuk mosi ini dijadwalkan pada 12 Februari, dengan PCR Distributing harus memberikan tanggapan sebelum 22 Januari.
PCR Distributing mengajukan gugatan pada 30 Agustus, menuduh bahwa nHentong mendistribusikan “ribuan” karya bajakan, termasuk lima karya yang diklaim sebagai milik mereka. Gugatan tersebut juga menyebutkan bahwa nHentong tidak menanggapi pemberitahuan DMCA sebelumnya dan menegaskan bahwa situs tersebut tidak mengandalkan konten yang diunggah oleh pengguna. Berdasarkan laporan, nHentong mencatat rata-rata 79,38 juta kunjungan bulanan pada Juli 2024, dengan pasar utama di Amerika Serikat dan Jepang.
Kasus ini memperlihatkan kompleksitas perseteruan hak cipta di era digital, terutama terkait distribusi konten dewasa yang sering berada di zona abu-abu secara hukum. Bagaimana pengadilan akan memutuskan, terutama terkait perlindungan data pribadi dan validitas izin penggunaan konten, akan menjadi perhatian utama pada sidang mendatang.
©TF Publishing