AniEvo ID – Berita kali ini gue ambil dari situasi di Jepang nih, ada iklan ramen instan Maruchan yang lagi jadi bahan omongan di media sosial. Sebagian orang ngatain iklan ini “terlalu Ecchi” atau “nggak nyaman buat dilihat” mungkin karena Fetish nya lihat cewek makan, tapi ada juga yang ngerasa kritiknya kelewat lebay dan sebenernya nggak ada masalah apa-apa sama iklannya. Bahkan, ada ahli yang bilang ini cuma “kontroversi palsu“—artinya, skandal yang sebenernya nggak ada, tapi dibikin jadi berita karena beberapa media sengaja melebih-lebihkan, mungkin biar viral atau malah jadi promosi terselubung.
Iklan ini rilis bulan ini, durasinya sekitar 30 detik doang. Di iklan itu, ada cewek lagi nonton drama romantis di TV dalam kondisi kamar gelap, terus dia mulai nangis karena emosional. Abis itu, dia bikin Maruchan Akai Kitsune dan makan ramen instan itu dengan nikmat banget. Kamera fokus ke mulutnya pas dia gigit mie sama tofu goreng, plus wajahnya yang agak merah sampe keliatan kayak lagi deg-degan gitu.
Sampai sini sih, keliatannya biasa aja ya. Tapi minggu ini, beberapa orang mulai ngomentarin keras, bilang ekspresi merah-merahnya pas makan dan gestur si cewek bikin iklan ini jadi “terlalu erotis“. Ada juga yang bandingin sama iklan Maruchan Midori no Tanuki, yang versi cowok makannya di kantor tapi nggak ada gestur aneh-aneh. Pertanyaannya simpel: “Kenapa ceweknya merah padahal cowok nggak?”
Emang bahan diskusi menarik sih, tapi media ENCOUNT di Japang ngehubungin seorang ahli soal fenomena internet gini. Dia jelasin:
“Buat bikin skandal beneran, harus ada banyak kritik serius. Tapi di kasus begini, media cuma ngambil beberapa komentar negatif doang trus dibikin seolah-olah ada kemarahan massal. Ya, ada orang yang ngeluh, tapi kalau mayoritas nggak ada masalah sama iklannya, tapi tetep dibikin seolah-olah ‘polémik besar’, itu salah media juga.”
Berita ini pertama kali viral setelah diliput sama Toyo Suisan, media di Jepang yang udah nggak asing sama skandal begini. Sementara itu, ahli tadi bilang kalau situasi kayak gini—yang dibikin heboh tanpa alasan—sebaiknya iklannya tetep dipertahankan aja.
“Biasanya, diam di internet itu buruk, tapi kalau ini kontroversi palsu, mempertahankan iklan tanpa peduliin drama adalah cara nunjukin kalo ini nggak penting. Yang paling parah perusahaan bisa lakuin adalah buru-buru tarik iklannya tanpa evaluasi mateng. Kalau kritiknya sampe ngerusak reputasi merek, baru deh bisa keluarin klarifikasi. Kalau ada yang nyebarin info salah secara sengaja, bahkan bisa dipertimbangkan tindakan hukum.”
Jelas, orang punya hak buat ngomentarin atau kritik iklan kalau nggak suka. Nggak mungkin bikin iklan yang disukai semua orang, pasti ada aja yang protes.
“Selama kontennya nggak ilegal atau melanggar etika, perusahaan bebas bikin iklan sesuai keinginan. Marketing tuh nggak buat semua orang, tapi buat audiens tertentu. Kalau iklan nggak ngeganggu penjualan, nggak ada alasan buat panik. Perusahaan punya kebebasan berekspresi, tapi juga tanggung jawab atas konsekuensinya.”
Tapi, situasi ini bikin banyak opini beda-beda di internet. Meskipun mungkin ada media yang sengaja melebih-lebihkan kontroversi ini, apa untungnya buat mereka? Ada yang bilang mungkin perusahaan bayar media buat bikin kontroversi palsu. Lagian, nggak ada istilahnya promosi jelek, kan?
- “Ini iklan normal banget.”
- “Gue udah bingung arti ‘kontroversi’ zaman sekarang. Tapi kayaknya lebih banyak orang marah sama feminis daripada iklannya sendiri.”
- “Aku pikir ini soal karakter atau apa gitu, eh ternyata soal ‘kontroversi’. Dengan seabrek skandal di internet, kenapa yang ini disebut ‘palsu’?”
- “Cuma butuh beberapa orang ribut dikit, terus tiba-tiba media bikin jadi berita besar dan langsung ribuan, bahkan jutaan orang ngomongin.”
- “Hampir semua polemik di medsos dimulai gini.”
- “Pada akhirnya, cuma satu-dua orang bilang iklannya aneh, terus ada yang ngeblow-up dan bikin viral, jadilah ‘skandal’.”
- “Kebanyakan ‘kontroversi’ di internet emang kayak gini.”
- “Keliatan banget ada yang maksa banget.”
- “Nggak worth it buat dibikin ribut, tapi gue juga nggak suka orang-orang bela iklan ini terlalu keras cuma buat nentang. Kalau karakternya cowok, pasti banyak yang bakal bilang iklan gini nggak layak tayang.”
Copyright © 2025 ENCOUNT 無断転載を禁じます。 © LY Corporation