AniEvo ID – Berita kali ini gue ambil dari tindakan tegas Komisi Perdagangan Adil Korea (KFTC) yang baru aja buka borok praktik eksploitatif di industri Webtoon dan web novel. Setelah investigasi, mereka nemuin 1.112 klausa kontrak gak adil dari 141 template kontrak milik 23 platform konten, termasuk nama-nama besar kayak Lezhin Comics, RIDI, Munpia, sampai YLAB.

© Fair Trade Comission
Klausa Kontrak Paling Bermasalah
- Hak Karya Turunan Tanpa Izin
- 17 perusahaan (termasuk Daewon C.I. & Millie’s Library) klaim hak buat bikin film/drama adaptasi tanpa izin eksplisit creator, padahal hukum Korea wajibin persetujuan penulis asli.
- Transfer Hak Sepihak
- 12 perusahaan (contoh: RIDI) maksa penyerahan semua hak derivatif, bahkan untuk karya yang belum ada konsepnya.
- Pemanfaatan oleh Pihak Ketiga Tanpa Konsultasi
- 11 perusahaan (kayak DCC ENT) bolehkan pihak ketiga pakai/ambil alih hak karya tanpa sepenggal pun persetujuan author.
- Tuntutan Hak Tidak Relevan
- 8 perusahaan (termasuk Munpia) nyelipin klausa hak prioritas/secondary usage di luar kontrak awal.
- Tanggung Jawab Sepihak Penulis
- 21 perusahaan (contoh: YLAB) bikin author bertanggung jawab penuh atas sengketa hukum/keuangan, bahkan kalau bukan salah mereka.
- Modifikasi Karya & Larangan Nama Author
- 13 perusahaan (seperti SomyMedia) bisa ubah isi karya tanpa izin atau larang author mencantumkan nama sendiri.
- Klaim Hak Cipta Meski Gak Kontribusi
- 8 perusahaan (termasuk Haksan Publishing) ngaku co-copyright padahal mereka gak ngapa-ngapain dalam proses kreatif.
- Perpanjangan Kontrak Otomatis
- 7 perusahaan (contoh: Golem Factory) bikin kontrak auto-renewal kecuali author kasih tahu mau berhenti — beban mutlak di penulis.
- Eksploitasi Karya Setelah Kontrak Berakhir
- 14 perusahaan (kayak Seoul Media Comics) tetep pake karya/derivatifnya meski kontrak udah putus.
- Pemutusan Sepihak Semena-mena
- 13 perusahaan (termasuk Jaedam Media) bisa hentikan kontrak seenaknya dengan alasan ambigu kayak “dianggap tidak pantas”, tanpa kasih kesempatan author membela diri.
Respons KFTC & Dampaknya
KFTC udah suruh semua perusahaan revisi kontrak mereka. Ini bukan kali pertama — di 2018, mereka juga investigasi masalah serupa, tapi ternyata masih banyak yang nakal. Sekarang, pemeriksaan diperluas ke platform konten dan penerbit serialisasi.
Gue sih mikir:
- Industri webtoon/web novel emang menggiurkan, tapi creator sering jadi korban kontrak predator.
- KFTC berusaha bikin level playing field, tapi bakal efektif gak kalo perusahaan cuma “takut sebentar” terus balik lagi ke praktik lama?
Lo sendiri gimana? Pernah dengar kasus mirip di Indonesia? Atau justru ngerasa ini masalah sistemik yang harus diubah dari akar?