AniEvo ID – Berita kali ini gue ambil dari komentar anonim yang lagi rame banget dibicarain di berbagai forum dan sosial media, bikin heboh deh perdebatan tentang gimana orang-orang ngelihat manga Hentong (yang ehem-ehem gitu) dibandingin sama jenis hiburan dewasa lainnya. Komentarnya yang lagi hits di medsos bilang kalo manga Hentong tuh lebih sering dikritik dibandingin sama video dewasa atau layanan hiburan dewasa lain, gara-gara kurangnya partisipasi cewek di industri ini.
Si anonim ngasih pendapatnya gini nih:
“Gue ngerasa kalo manga H atau yang ehem-ehem itu lebih sering diserang dibanding layanan hiburan dewasa atau video dewasa. Gue sempet mikir-mikir nih kenapa bisa gitu. Cewek-cewek kan banyak dapet keuntungan, nggak cuma duit, dari seksualitas. Jadi, gue penasaran kalo mungkin masalahnya tuh ada di manga H, yang mana cewek-cewek nggak terlibat, jadi bisa jadi penyebabnya. Kalo soal layanan hiburan dan video dewasa, kalo dikelola dengan bener, cewek-cewek bisa dapet penghasilan gede. Tapi di manga H, kebanyakan yang nulis tuh cowok dan yang baca juga kebanyakan cowok, jadi nggak ada kompensasi langsung buat cewek-cewek. Mungkin dari situlah muncul rasa krisis legitimasi.”
Komentar ini bikin rame perdebatan tentang perbedaan pandangan publik terhadap berbagai jenis konten dewasa. Beberapa user setuju kalo kurangnya partisipasi cewek di manga Hentong bisa bikin pandangan negatif, bilang kalo kurangnya kompensasi langsung ke cewek bisa bikin jenis konten ini dilihat sebagai kurang sah atau bermasalah.
Di sisi lain, ada yang ngekritik pendapat ini karena menurut mereka, pendapat itu terlalu mempermudah kompleksitas masalahnya, dan kritik terhadap manga Hentong nggak seharusnya cuma dikurungin soal partisipasi cewek atau imbalan. Ada yang bilang kritiknya mungkin berdasarkan kekhawatiran etis atau sifat dari kontennya sendiri.
Debatnya makin panas dengan tambahan pendapat dari berbagai forum yang nggak cuma bahas legitimasi manga Hentong, tapi juga gimana pandangan sosial terhadap nilai berbagai jenis konten dewasa:
- “Kira-kira ada keengganan nggak ya kalo cowok-cowok gambar representasi cewek tanpa izin?”
- “Tapi kan cowok lebih ngerti apa yang bikin kita terangsang.”
- “Gapapa kalo cewek mau terjun ke pasar manga H. Itu kan hak mereka.”
- “Cewek-cewek yang ngegambar juga udah ada di pasar. Mereka sering pake pseudonim yang nggak nunjukin gender mereka, jadi kritikus mungkin nggak sadar.”
- “Mungkin mereka cemburu karena cewek-cewek di manga H terlalu cantik.”
- “Gue nggak mikirin itu sama sekali. Yang bikin gue kesel adalah otakus yang dianggap lebih rendah tapi enjoy manga H sementara gue frustasi.”
- “Mungkin di manga H, yang terjadi itu apa yang diinginkan tanpa mempertimbangkan cewek, yang bisa jadi nggak nyaman.”
- “Cewek juga yang gambar manga H, jadi kritik itu nggak valid. Itu nggak membantah argumennya.”
- “Kritiknya berdasarkan citra, bukan realitas, jadi kritik itu nggak valid.”
- “Ilustrasi dan manga bisa mempercantik cewek atau menghilangkan aspek-aspek yang nggak enak, yang bisa berujung pada penolakan terhadap cewek beneran.”
- “Dalam feminisme, ada juga yang ngkritik cewek yang kerja di bidang seksual, jadi ini bukan posisi yang seragam. Ada yang membela cewek-cewek ini.”
- “Layanan hiburan dewasa dan sesi foto gravure-idols juga sering dikritik dan dibatalkan, tapi ada yang mau gambarin seolah-olah cuma feminis yang nyerang.”
- “Irritasinya mungkin karena manga H nunjukin cewek ideal yang nggak ada di realita.”
- “Cowok lemah bikin masalah dengan alasan yang nggak jelas.”
- “Banyak cewek yang baca manga H yang ditujukan buat cowok, tapi juga ada feminis yang ngkritik konsumsi seksual tubuh cewek, yang nunjukin kemunafikan.”
- “Ngga tahan kalo nerds menikmati erotisme tanpa usaha, padahal seharusnya mereka memperbaiki diri sebagai cowok.”
- “Salah nganggep kalo manga H lebih sering dikritik daripada hiburan dewasa? Hiburan dewasa lebih sering dikritik.”
- “Kebanyakan penulis manga itu cewek atau paling nggak setengahnya.”
- “Mungkin bedanya terletak pada jenis orang yang terlibat di belakang setiap aktivitas.”