AniEvo ID – Berita kali ini gue ambil dari anime Kaiju No. 8 pasti jadi yang paling ditunggu-tunggu. Manganya langsung populer sejak awal karena punya pandangan yang unik terhadap banyak konsep shonen. Gak kayak biasanya yang fokus ke anak muda, ceritanya malah tentang Kafka, seorang bapak-bapak umur setengah baya.
Plus, daripada ngandelin kekuatan hebohnya, Kafka harus sembunyiin sifat kaijunya dari Pasukan Pertahanan dan biasanya berjuang pake skill terbatasnya, kecuali kalo kepepet banget. Tapi, kayaknya cerita di manga udah kehilangan hal-hal yang bikin dia beda dari yang lain di demografi yang sama, dan para fans khawatir ini bakal pengaruhi popularitas animenya, seperti yang dilaporin sama seorang netizen:
Kaiju No. 8, cerita yang banyak orang baca tapi baru-baru ini banyak komentar kayak: ‘Awalnya seru ya? Hanya di awal…’; ‘Gue inget waktu manga ini masih seru’; dan ‘Adaptasi animenya mungkin bakal narik perhatian di awal, tapi bakal kecewain belakangan’, gue jadi perhatiin ini, tulis seseorang di Twitter.
Meski tweet itu cukup menarik perhatian, netizen di Jepang langsung ngeh sama satu respon yang bikin mereka setuju. Mereka rasa kegagalan Kaiju No. 8 karena protagonisnya:
“Protagonisnya umur 33 tahun, lebih tua dari Kakashi dan Gintoki, tapi kepribadiannya kayak Naruto pas awal-awal, yang bikin frustasi banget. Padahal, seharusnya dia pake pengetahuan dari umurnya dan gaya bertarung yang lebih licik,” tulis jawaban tersebut.
Dan yoi, ini jadi respon paling populer, memicu debat di antara penggemar industri:
- “Jujur, gue gak banyak bisa ngomong nentang pendapat ini.”
- “Protagonisnya tuh tua, tapi di dalam masih abege.”
- “Gue pengen mikir kalo 33 tahun itu masih dianggap ‘muda’ sih.”
- “Emang gak ada cerita isekai yang protagonisnya tua? Yah, selalu ada opsi dia mati dan lahir kembali jadi muda.”
- “Cukup deh sama diskriminasi umur! Kakashi itu matang cuma di depan anak 11 tahun, tapi di depan orang seumurannya dia kalem. Dan Gin-san juga mengaku masih bocah.”
- “Gue rasa gak usah terlalu khawatir soal umur protagonis, deh.”
- “Pada akhirnya, gak mungkin gambar karakter yang lebih tua dari usia mental penulis. Makanya cerita sekolah itu populer, karena membolehkan anak-anak jadi anak-anak.”
- “Bukan soal semangat protagonisnya, tapi karena pengembangannya yang membosankan.”
- “Susah soalnya kesannya kayak seorang kakek yang coba dapetin kembali masa muda yang hilang.”