AniEvo ID – Berita kali ini gue ambil dari Anime Rapat, Tensei Shitara Slime Datta Ken (That Time I Got Reincarnated as a Slime) tuh jadi salah satu franchise paling nge-hits saat ini, gak cuma di ranah anime doang tapi juga sebagai salah satu light novel yang paling laris di Jepang. Sekarang ini, season ketiganya yang ditunggu-tunggu lagi tayang, tapi rame Wibu mulai kesel nih, gara-gara alasannya lumayan unik: banyak banget rapat dan sedikit aksi!
Biasanya kalo ngomongin anime, kan, fans tuh pengennya liat pertarungan yang keren-keren dan ending yang bikin deg-degan. Meski season ketiga ini janjiin hal itu, sampe sekarang viewers musti nelen enam episode yang isinya cuma pertemuan antara grup protagonis atau villain yang lagi bertugas. Mereka cuma duduk dan rapat gak jelas sambil ngobrol sepanjang episode.
Semua rapat ini sebenernya penting banget buat worldbuilding dari franchise-nya (maksudnya, buat ngasih dasar tentang cara kerja dunianya “Tensei Shitara Slime Datta Ken“), dan pastinya dihargain buat yang tertarik sama tipe informasi begini. Jelas banget ini juga jadi dasar buat pertarungan di episode selanjutnya, jadi sebenernya mereka lagi nyiapin dan ngatur panggung buat itu.
Meski mungkin gak keliatan, rapat di “Tensei Shitara Slime Datta Ken” tuh crucial banget buat plot yang muncul dari materi aslinya. Di light novel, rapat tuh bagian besar dari plot dan berguna buat ngerti sudut pandang Rimuru Tempest, pikirannya, dan dilema yang dihadapin. Banyak yang bilang kalo tanpa scene ini, Rimuru Tempest bakal keliatan flat, akhirnya cuma “ngelakuin hal karena ya harus”.
Tapi, kayak semua hal, banyak opini yang beragam, baik yang positif maupun negatif tentang gimana season ketiga ini berkembang. Tapi, jelas banget semua bakal lupa sama hal ini pas pertarungan antara grup Rimuru Tempest dan Hinata Sakaguchi mulai:
- “Gue rasa masalahnya ada di arahannya, sih. Kalo ada cara yang lebih jelek buat worldbuilding, gue belum liat. Episode-episodenya ritmenya gak enak, di beberapa momen kayak lo lagi nonton gambar diam. Dan kenyataannya, selama 5 episode berturut-turut cuma ada rapat terus, informasi melulu.”
- “Dan semua dilakukan dengan cara yang paling hambar dan kurang kreatif. Sseason pertama itu bagus banget dalam membangun dunia. Itulah yang menarik sebagian besar fans, tapi worldbuildingnya dilakukan dengan bener-bener eksplorasi dunia.”
- “Kita semua udah baca light novel atau manganya, jadi bukan berarti kita gak punya kesabaran buat ikutin worldbuildingnya. Masalahnya, episodenya punya ritme yang jelek, budget rendah, dan arahan yang kurang. Jadi ya, gue setuju sama orang-orang yang bilang season ini kecewa.”
- “Gue gak masalah dengan rapat di novel atau manga. Gue banyak masalah dengan ini di anime. Di novel bisa dibaca dengan ritme lo sendiri, yang bikin pengalamannya jadi lebih cepet. Anime memanjangkan dialog supaya muat 24 menit sesuatu yang bisa lo baca dalam 5 menit. Ritmenya gak pas, meski setianya tinggi. Konteks dialog bukan masalahnya, tapi cara penyajiannya.”
- “Tensura sebenernya gak pernah tentang tipe aksi yang lo bilang, tapi tetep aja punya episode yang karakternya gerak-gerik. Tau gerak-gerik? Gambar gerak? Bagian tubuhnya gerak? Bukan cuma mulutnya, tapi seluruh badannya. Anime bahkan gak bisa samain kualitas light novel atau manganya, meski coba jadi orisinal.”
- “Pengarahan dan presentasi itu penting dan kunci untuk itu. Lo harus sadar kalo nonton rapat, yang kebanyakan mereka cuma duduk dan ngobrol bolak-balik, dengan gambar sesekali, itu gak seru, tapi kalo lo lakuin tiap minggu, berkali-kali, bakal bikin fans kesal. Informasinya luar biasa, tapi jadi tempat pembuangan ekspose yang berulang-ulang saat ngebahas informasi yang sama, cuma diulang ke karakter lain, selain karakter dan visual yang hampir gak gerak di layar, ini reaksi yang bakal didapet.”
- “Rapat tuh salah satu bagian favorit gue dari Tensura, tiap ada rapat, pasti ada bom besar atau perkenalan sesuatu yang baru, tapi rapat di s keason ketiga kayaknya mereka lagi nyoba hemat budget animasi. Mereka gak perlu mendalam setiap kali menjelaskan informasi yang sama. Kali ini bukan semua orang Hinata, tapi semuanya jadi Hinata.”
- “Semua orang kayaknya ketinggalan poin dari keluhan. Meeting BISA jadi seru. Jangan animein satu episode penuh orang duduk dengan postur statis. Bikin mereka berdiri, gerak sekitar ruangan, pukul meja, tunjukkan semangat, rujuk ke hal-hal yang dibahas, biar orang yang dengerin ikut dalam pembicaraan, matanya berbinar, beberapa bosen, dll. TUNJUKKAN LEBIH dari yang lo ceritain. Orang nonton acara pengadilan karena alasan ini. Kebanyakan orang duduk, tapi masih ada yang visual menarik.”
- “Bener sih, sekarang kita kondisinya udah dibiasain cari acara yang lebih penuh aksi. Gue gak masalah dengan meetingnya, tapi bakal banyak bantu seri ini kalo dipotong dikit dan dieliminasi adegan yang gak cukup membantu progresi narasi. Menurut gue, seri ini bisa jadi lebih bagus dengan ritme yang lebih padat. Gue masih suka, seri ini oke, tapi bisa jadi lebih luar biasa dengan ritme yang lebih baik.”
Sinopsis Tensei Shitara Slime Datta Ken
Satoru Mikami, 37, adalah tipikal pekerja perusahaan yang sangat puas dengan gaya hidupnya yang monoton di Tokyo, selain tidak mendapatkan pacar sekali pun dalam hidupnya. Di tengah pertemuan kebetulan dengan rekannya, ia menjadi korban penyerang acak di jalan dan ditikam. Namun, saat dia menyerah pada luka-lukanya, sebuah suara aneh bergema di benaknya dan melafalkan banyak perintah yang tidak dapat dipahami oleh orang yang sekarat itu. Ketika Satoru sadar kembali, dia menemukan bahwa dia telah bereinkarnasi menjadi lendir di alam yang tidak diketahui. Dengan melakukan itu, ia memperoleh kemampuan baru, terutama kekuatan untuk melahap apa pun dan meniru penampilan dan kemampuannya.
Dia kemudian menemukan monster tersegel tingkat bencana “Storm Dragon” Veldora, yang telah disegel selama 300 tahun terakhir karena telah menghancurkan sebuah kota. Memahami situasinya, Satoru berteman dengannya dan berjanji untuk membantunya menghancurkan segel. Sebagai imbalannya, Veldora memberinya nama Rimuru Tempest untuk memberinya perlindungan ilahi. Sekarang, terbebas dari keduniawian kehidupan masa lalunya, Rimuru Tempest memulai perjalanan baru dengan tujuan yang jelas dalam pikirannya. Saat dia terbiasa dengan fisik barunya, kejenakaannya yang lengket menyebar ke seluruh dunia, secara bertahap mengubah takdirnya.
(c)川上泰樹・伏瀬・講談社/転スラ製作委員会