AniEvo ID – Berita kali ini gue ambil dari Direktur anime dari Kadokawa, Takeshi Kikuchi, baru-baru ini sharing ke Mainichi soal strategi perusahaan buat bikin produksi anime lebih stabil dan sustainable. Sebagai salah satu produser anime top di Jepang yang ngurusin judul-judul gede kayak Re:Zero, Oshi no Ko, The Eminence in Shadow, dan Classroom of the Elite, Kadokawa lagi fokus buat ngatasi tantangan biaya dan dinamika industri yang makin ribet.
“Kalo cuma naikin jumlah produksi doang, itu nggak bakal viable dari sisi keuntungan,” kata Kikuchi. “Daripada nambah proyek, mending fokus ke ide-ide kreatif kayak bikin lebih banyak sequel dari seri yang udah sukses atau nambah jumlah episode per musim.”
Salah satu kunci strategi Kadokawa adalah nambah jumlah studio internal. Sekarang ini, mereka udah punya stake gede di studio kayak ENGI Studios (53%), KADAN, Kinema Citrus (31,8%), dan Doga Kobo. Kikuchi bilang mereka nge-assign proyek berdasarkan karakteristik unik tiap studio dan tertarik buat buka lebih banyak studio di masa depan.
Selain itu, Kadokawa juga lagi bikin sistem kontrak terpusat yang bakal dirilis 2025. Sistem ini tujuannya buat mempermudah manajemen freelancer, yang emang punya peran penting banget dalam produksi anime. Kikuchi bilang, ningkatin kondisi kerja dan kasih jalur karier yang jelas buat animator dan pengisi suara itu prioritas utama. “Kita pengen animator bisa ngerencanain hidup mereka dengan lebih stabil,” tegasnya.
Di sisi lain, Kadokawa juga nyoba sinkronin adaptasi mereka sama ending karya orisinalnya, kayak yang mereka lakuin di Oshi no Ko. Mereka juga mau ngegas jadwal produksi biar rilisannya bisa langsung localized dan dipromosiin ke pasar internasional. “Kalo sebuah seri nggak langsung dapet subtitle setelah rilis di Jepang, penonton bakal lari ke fansubs di situs piracy,” Kikuchi ngingetin.
Walaupun strategi ini keliatan menjanjikan, ada juga kekhawatiran yang muncul. Fokus ke sequel bisa bikin kreativitas adaptasi jadi terbatas, dan penerbit bakal ke-push buat promosiin karya yang dipikir cocok buat musim panjang. Ditambah lagi, walaupun jadwal produksi mau dioptimalkan, industri ini udah sering keteteran sama waktu produksi yang mepet. Hal ini malah bisa makin parah kalo proyek-proyek panjang nggak direncanain dengan baik.
Yuichi Fukushima, produser Spy x Family dan Attack on Titan, baru-baru ini bilang kalo seri dua cours sekarang makin susah buat diproduksi. Tren ke produksi yang lebih panjang kayak gini bisa jadi bom waktu kalo nggak dimanage dengan baik. Strategi Kadokawa ini, sukses atau nggaknya, bakal jadi penentu arah buat perusahaan besar lain di industri anime yang makin kompetitif ini.