AniEvo ID – Berita kali ini gue ambil dari seorang pria yang ditangkap karena pembunuhan petugas pembimbing pembebasan bersyaratnya di kota Otsu, prefektur Shiga, Jepang, udah ngepos di media sosial bulan lalu yang bisa diartiin sebagai ungkapan ketidakpuasan sama pembebasan bersyaratnya, menurut sumber polisi. Ada banyak pos yang ngekritik sistem pembebasan bersyarat di Twitter, yang diposting dari akun yang diyakini milik tersangka, Kohei Iizuka.
Polisi Prefektural Shiga percaya bahwa Iizuka, 35 tahun, mungkin udah ngerencanain serangan ke Hiroshi Shinjo, 60 tahun, karena nggak puas sama pembebasan bersyaratnya. Iizuka diawasi sama Shinjo setelah dijatuhi hukuman penjara yang ditangguhkan karena nyolong di minimarket. Dia ditangkap akhir pekan kemarin dengan tuduhan menikam Shinjo lebih dari 10 kali di bagian atas tubuhnya pake pisau di rumah petugas pembimbing bersyarat antara jam 7 malam tanggal 24 Mei dan sekitar jam 4 sore tanggal 26 Mei. Iizuka menyangkal tuduhan tersebut.
Shinjo udah ngejadwalin pertemuan sama Iizuka di rumahnya jam 7 malam tanggal 24 Mei. Iizuka ketangkep kamera interkom di pintu Shinjo dan kamera keamanan di sekitar jalan ke rumah Shinjo pada waktu yang sama. Investigasi lebih lanjut ngungkap bahwa Iizuka keluar dari rumah Shinjo kurang dari setengah jam setelah datang. Waktu tubuh Shinjo ditemukan tanggal 26 Mei, lampu ruang tamunya masih nyala, yang ngasih petunjuk kalau dia lagi nunggu tamu. Polisi juga nemuin jejak pengunjung di rumah Shinjo. Mereka percaya kalau Iizuka ngebunuh Shinjo waktu pertemuan dan terus melanjutkan penyelidikan.
Sebagai respon atas kasus pembunuhan ini, Kementerian Kehakiman ngeluarin pemberitahuan nasional ke semua kantor pembebasan bersyarat hari Senin, minta inspeksi menyeluruh buat memastikan nggak ada masalah antara petugas pembimbing bersyarat dan orang-orang yang diawasinya, dengan tujuan buat jamin keselamatan petugas. Pemberitahuan ini ngasih instruksi ke pejabat buat ngecek apakah mereka yang dibebaskan bersyarat udah ngasih komentar yang nunjukin balas dendam dan ngumpulin kekhawatiran yang mungkin dimiliki petugas pembimbing bersyarat lewat konsultasi telepon atau tatap muka.
Di konferensi pers hari Selasa, Menteri Kehakiman, Ryuji Koizumi, bilang kalau penting buat menciptain lingkungan di mana petugas pembimbing publik bisa kerja dengan tenang. “Gue rasa semua petugas pembimbing bersyarat di Jepang ngerasain kecemasan,” katanya. “Pertama-tama, kita bakal nanggepin perasaan para petugas pembimbing publik dengan tegas.”
Akun Twitter Iizuka dibuat pada Februari 2022. Sampai April tahun ini, dia udah ngepos sekitar 25.000 kali, dan awal bulan ini, akunnya punya lebih dari 400 pengikut.
Awalnya, postingannya fokus ke topik yang berhubungan sama seiyuu populer, tapi secara bertahap mulai muncul keluhan tentang lingkungan kerja. Komentar seperti “Gue capek sama hubungan kerja yang rumit” dan “Nggak ada yang mau kerja kayak gini” jadi sering muncul. Dia juga ngepos kalau dia udah resign dari pekerjaannya dan ganti kerjaan beberapa kali.
Mulai Agustus 2022, kritik ke polisi dan sistem peradilan mulai meningkat. Pernyataan kayak “Polisi nindas warga” dan “Pengadilan cuma sandiwara dengan vonis bersalah yang udah ditentuin” jadi sering muncul.
Postingan ekstrem yang berhubungan sama minat pada pembunuhan mulai meningkat di musim panas 2023. Di Agustus, dia ngepos: “Dunia ini gila kalau warga biasa bisa dijatuhi hukuman mati karena ngebunuh” dan “Gue berharap bisa ngebalikin kebebasan buat ngebunuh (penghancuran kekuasaan, penolakan pembunuhan oleh kekuasaan).” Di Desember tahun yang sama, dia nulis: “Gue lagi berfantasi buat ngebunuh, udah punya rencana.”
Selama periode ini, dia juga ngungkapin ketidakpuasannya sama tempat kerjanya dan masyarakat secara umum. Di Oktober tahun lalu, dia ngepos: “Masyarakat ini nggak layak buat manusia” dan antara November dan Desember, dia nulis: “Pembebasan bersyarat nggak ada gunanya” dan “Kata ‘perlindungan’ itu kata yang berbahaya.” Kritik ke polisi terus muncul. Postingan terakhirnya tanggal 5 April, setelah ngerespon postingan dari seorang aktor suara populer yang dia ikuti, dan kemudian berhenti.