AniEvo ID – Berita kali ini gue ambil dari salah satu perusahaan media dan produksi anime terbesar di dunia, Kadokawa, kena bocor data besar-besaran setelah nggak memenuhi tuntutan tebusan dari grup hacker Rusia, BlackSuit, pada 1 Juli 2024. Menurut The Record dan FNN, Kadokawa ngalamin kebocoran data besar setelah tenggat waktu yang ditetapkan oleh BlackSuit habis. Grup ini ngaku punya 1.5 terabyte data yang terkait sama Kadokawa, dan mereka ngancem bakal ngerilis data itu pada 1 Juli.
Setelah tenggat waktu habis, data yang diduga dari grup Kadokawa jadi publik, termasuk kontrak streamer yang pernah kerja sama Kadokawa, data karyawan Dwango (anak perusahaan Kadokawa), dan yang paling menonjol, informasi tentang siswa dari Grup N High School, salah satu sekolah terbesar di Jepang dengan hampir 28.000 siswa baik tatap muka maupun online. Sekolah ini didirikan sama Institut Pendidikan Kadokawa Dwango pada 2016.
Kadokawa langsung ngerespon kebocoran ini dengan respon “permintaan maaf yang mendalam atas kekhawatiran dan ketidaknyamanan besar yang ditimbulkan kepada semua yang terlibat.” Kadokawa bilang mereka lagi nyelidikin keaslian kebocoran ini bareng organisasi eksternal yang spesialis dan berharap hasilnya keluar akhir Juli.
Sementara itu, pengguna layanan streaming populer Jepang, Niconico, diminta buat ganti password mereka, meskipun Kadokawa udah ngejamin kalo detail kartu kredit nggak dicuri. Perusahaan juga ngeluarin peringatan buat nggak ngeakses atau nge-download data yang bocor karena bisa jadi ada malware, nambahin: “Kita lagi nyelidikin isi klaim organisasi itu, tapi karena penyebaran data tersebut bisa melanggar informasi pribadi dan punya dampak serius, kita minta buat nggak ngebagikannya di media sosial, dll.”
Kadokawa adalah salah satu produsen anime terbesar di Jepang, punya banyak saham di studio anime seperti ENGI (Uzaki-chan Wants to Hang Out!) dan Kinema Citrus (Made in Abyss, My Happy Marriage, The Rising of the Shield Hero). Perusahaan ini juga terlibat dalam produksi banyak adaptasi anime dari penerbit manga dan novel ringannya, termasuk karya dari ASCII Media Works (Sword Art Online), Enterbrain (Overlord), Fujimi Shobo (High School DxD, Date A Live), dan Media Factory (Re:ZERO – Starting Life in Another World). Keterlibatan Kadokawa dalam beragam produksi ini disebut sebagai alasan alami untuk rencana barunya mendirikan studio anime milik sendiri, buat mengonsolidasikan IP mereka secara internal.
Serangan ini bisa berdampak besar pada produksi anime Kadokawa. Kebocoran informasi sensitif dan perlunya memperkuat langkah-langkah keamanan bisa ngalih-in sumber daya dan perhatian dari produksi kreatif, menyebabkan penundaan pada proyek saat ini dan masa depan. Selain itu, kepercayaan mitra dan karyawan bisa terpengaruh, yang bikin kerjasama dalam produksi baru jadi rumit.
Kasus Studios Toei Animation, yang ngalamin serangan ransomware pada 2022, menunjukkan bahwa konsekuensinya bisa lama dan berdampak parah pada jadwal rilis dan produksi konten. Dalam kasus Toei, serangan itu maksa perusahaan buat nayangin ulang episode lama dari judul-judul populernya selama hampir sebulan dan nunda rilis film “Dragon Ball Super: Super Hero” di bioskop. Kalau Kadokawa ngalamin situasi yang sama, kemungkinan besar mereka juga bakal ngalamin penundaan dalam rilis penting dan potensi kerugian ekonomi yang signifikan.
Buat ngurangi efek ini, Kadokawa harus kerja keras buat nge-recover kepercayaan mitra, karyawan, dan audiens. Ngelakuin langkah-langkah keamanan yang lebih kuat dan ngejelasin usaha mereka buat ngelindungin informasi bakal jadi langkah penting dalam proses ini. Kemampuan perusahaan buat nangani krisis ini juga bakal ngaruh pada reputasi jangka panjangnya dan posisinya dalam industri anime.