AniEvo ID – Berita kali ini gue ambil dari keluhan animator Jepang, Kyouko Kotani, yang ngungkapin betapa ribetnya bikin anime kualitas tinggi sekarang. Kurangnya tenaga kerja plus standar produksi yang makin ngegas bikin studio anime kewalahan. Nggak heran sekarang susah banget ngeluarin dua season berturut-turut kayak dulu.

Masalah Utama
- Kualitas Harus Setara Film – Standar sekarang minta animasi TV series harus cinematic, padahal tim & waktu terbatas.
- Animator Keyframe & Layout Langka – Banyak yang akhirnya pake amatir, tapi hasilnya sering harus diulang supervisor.
- Jadwal Kejar Deadline – Dulu kerja Minggu pun biasa, sekarang makin berat karena tim kecil.
Reaksi Netizen
- “Salahin komite produksi yang maksa banyak adaptasi cuma buat cari yang laku!”
- “Streaming platform juga nyuri profit besar tapi maksa rilis cepet.”
- “Web novel & franchise aman jadi sasaran eksploitasi, kreativitas anime original makin tenggelam.”
- “Penonton sendiri nggak sabaran kalau anime delay, maunya cepet rilis meski kualitas jatuh.”
Gue Tambahin
Industri anime emang terjebak lingkaran setan—harus ngikutin pasar biar profit stabil, tapi di sisi lain ekspektasi visual makin gila. Kalau lo perhatiin, belakangan anime original berkurang banget karena risiko tinggi. Yang ada malah adaptasi isekai atau romcom template yang dijamin laku. Tertutup deh peluang buat konsep segar.
Ngomong-ngomong, ada yang protes: “Studio bisa fokus ke kualitas kalau dikasih waktu & budget cukup!” Tapi realitanya? Produser & investor lebih milih play safe. Jadi jangan heran kalau anime bagus kayak Frieren atau Vinland Saga sekarang langka—butuh tim dedikasi + keberanian ngambil risiko.
Intinya
Masalahnya kompleks, dan solusinya nggak cuma dari studio. Butuh perubahan sistem mulai dari distribusi profit sampai kebijakan produksi. Kalau nggak? Anime bakal terus jadi fast fashion industri hiburan—cepat dibuat, cepat dilupain.