Di Jepang ada fenomena unik dimana ada sekelompok orang yang memilih menutup diri dari dunia luar dan menghindari interaksi sosial. Fenomena ini dikenal dengan sebutan hikikomori. Lalu apa sebenarnya definisi dari Hikikomori itu sendiri?
Hikikomori adalah istilah Jepang untuk fenomena di kalangan remaja atau dewasa muda di Jepang yang menarik diri dan mengurung diri dari kehidupan sosial. Istilah hikikomori merujuk kepada fenomena sosial secara umum sekaligus sebutan untuk orang-orang yang termasuk ke dalam kelompok sosial ini. Orang-orang ini tidak terlibat sama sekali dalam kehidupan bermasyarakat, setidaknya selama setahun. Mereka hanya diam di rumah dan bergantung kepada orangtua.
Biasanya mereka menghabiskan sebagian besar waktu dalam satu hari dan hampir setiap hari tanpa meninggalkan rumah. Secara jelas dan keras hati menghindar dari situasi sosial. Durasi ketika melakukan hal tersebut sedikitnya enam bulan.
Meski tingkatan fenomena ini bervariasi, bergantung kepada individunya, sejumlah orang bertahan mengisolasi diri selama bertahun-tahun atau bahkan selama berpuluh-puluh tahun. Semakin lama hikikomori terpisah dari masyarakat, semakin mereka merasa gagal. Mereka akan kehilangan kepercayaan diri dan akhirnya semakin takut keluar dari rumah. Tinggal di dalam kamar akan membuat mereka merasa aman.
Bagaimana para Hikikomori memenuhi keberlangsungan hidupnya?
Banyak penderita hikikomori tinggal bersama orang tua mereka, yang mungkin membuatkan mereka makanan dan menyediakan kebutuhan dasar lainnya. Mereka mungkin juga pergi keluar untuk membeli makanan di toko-toko sebagai ganti tergantung pada masakan ibu.
Beberapa mungkin berbagi makanan dengan keluarga mereka di ruang makan, atau pergi keluar untuk membeli kebutuhan. Orang lain mungkin bergantung pada belanja online untuk meminimalkan perjalanan mereka di luar. Jadi, mereka tidak benar-benar berada di dalam kamar terus menerus, tetapi hanya meminimalisasi kegiatan di luar.
Beberapa fakta menarik dari hikikomori ini ialah jumlah laki-laki hikikomori lebih banyak daripada perempuan, kebanyakan berasal dari golongan berusia 20-29 tahun, kebanyakan berasal dari orang tua berpendidikan perguruan tinggi. Bahkan, pada 2016, pemerintah Jepang menyatakan ada 540 ribu hikikomori berusia 15-39 tahun di sana. Namun, jumlah nyatanya mungkin bisa dua kali lipat. Karena banyak yang memilih untuk tetap bersembunyi, banyak dari mereka yang tidak terhitung.
Lalu, apakah fenomena Hikikomori ada di Indonesia?
Menurut pendapat saya pribadi pastinya ada Hikikomori di Indonesia, hanya saja jarang terdengar karena istilah ini kurang populer di Indonesia. Perlu di ketahui kegiatan “Nolep” yang biasa kalian lakukan berbeda dengan hikikomori. Hikikomori melebihi itu dan semoga kalian tidak termasuk kedalam salah satu kategori yang disebut tadi karena banyak kegiatan bermanfaat yang bisa kalian lakukan jika kalian mau mencoba mencari dan sebisa mungkin carilah hobi agar minatmu bisa tersalurkan.