AniEvo ID – Berita kali ini gue ambil dari wawancara terbaru, seniman manga terkenal Oh! Great, yang terkenal dengan karya seperti “Air Gear” dan “Bakemonogatari“, berbagi pemikirannya tentang penggunaan kecerdasan buatan (AI) yang makin meningkat dalam pembuatan ilustrasi. Oh! Great mengungkapkan keraguannya tentang kemampuan AI untuk membuat manusia bahagia melalui seni.
Si seniman bilang bahwa, pada akhirnya, semuanya tergantung pada komunikasi:
“Waktu kita ngobrol sama seseorang, kita coba tebak gimana mereka akan nerima kata-kata kita, semacam telepati antisipasi. Gue pikir kemampuan ini juga perlu waktu gambar manga. Meskipun di kehidupan nyata gue bukan orang yang jago ngobrol, gue merasa bisa berusaha lewat manga. Tapi, di kondisi sekarang, AI belum punya kemampuan buat menghasilkan emosi yang bikin manusia bahagia. Maksudnya, gue pikir mereka nggak bisa bikin sesuatu dalam arti kata yang sesungguhnya. Kalau ada yang bisa nemuin rahasianya, tolong kasih tahu gue ya!”
Menurut Oh! Great, yang bikin seorang mangaka hebat bukan cuma gambar yang cakep. Kuncinya ada di kemampuan buat berkomunikasi dengan pembaca di level yang sangat manusiawi lewat seni. Dia bilang banyak mangaka sukses yang nggak selalu jadi yang terbaik dalam hal menggambar, tapi sukses berkat elemen manusiawi yang mereka masukin dalam karya mereka.
“Sampai sekarang, mungkin gue nggak banyak nunjukin diri gue yang sebenarnya dalam karya gue. Kalo dipikir-pikir, mungkin secara nggak sadar gue ngindarin hal itu. Tapi kali ini, gue merasa harus nunjukinnya. Manga bukan cuma soal teknik atau pengetahuan, tapi soal isi emosional dan personal dari pembuatnya.”
Oh! Great menekankan bahwa, meskipun AI bisa niru gaya dan teknik menggambar, mereka nggak punya kemampuan buat memahami dan menyampaikan emosi manusia dengan cara yang otentik. “Kreasi seni yang sesungguhnya melibatkan koneksi emosional yang AI, dalam kondisi sekarang, belum bisa niru,” tambahnya. Intinya, Oh! Great ngajak kita buat merenungin pentingnya komunikasi emosional dalam seni dan gimana dimensi manusia ini yang bener-bener ngubungin pencipta dengan audiens mereka.