AniEvo ID – Berita kali ini gue ambil dari gemparnya politik baru-baru ini, Taro Yamada, anggota DPR di Jepang, beraksi bela industri konten dewasa di Jepang yang lagi dikepret sama perusahaan-perusahaan keuangan gede kayak VISA sama MasterCard. Mereka-mereka ini mulai cabut layanan bank mereka dari situs-situs yang nyediain konten kayak gini, bikin resiko gede buat transaksi finansial di industri itu.
Masalahnya serius banget, soalnya VISA dan MasterCard itu pegang mayoritas kartu bank di dunia, dan ilangnya layanan mereka berarti potongan gedean buat kemampuan situs-situs ini buat transaksi, yang langsung ngefek ke pendapatan mereka. Taro Yamada enggak tinggal diam, doi langsung cus ke kantor VISA di San Francisco, Amerika Serikat, dan nunjukin laporan detil tentang keadaan:
Kunjungan: Kantor Pusat Visa Inc. (San Francisco, California).
Background:
Walau di Jepang kontennya legal, ada laporan bayaran kartu kredit ditolak gara-gara jenis kontennya. Mereka riset situasi di Amerika, tempat kantor pusat VISA, buat ngerti kebijakan global yang larang pake istilah-istilah tertentu dalam konten spesifik. Di era bayaran non-tunai yang lagi naik daun, kartu kredit yang jadi platform bayaran utama dan infrastruktur krusial, harus direview pengelolaannya. Ada tukar pendapat sama VISA tentang ini.
Hasil:
VISA hargain integritas. Risiko integritas bagi VISA terbagi jadi tiga kategori: bahaya keamanan dan kesejahteraan orang, bahaya ke konsumen lewat eksploitasi keunggulan ekonomi mereka, dan taat pada regulasi VISA. Meski VISA nilai legalitas transaksi, mereka enggak nilai konten yang legal. Contohnya, meski di Amerika debat soal senjata api kontroversial, VISA enggak nilai soal ini. Soal konten dewasa, VISA tetapkan standar global umum: umur harus sesuai dan konten harus disediakan dengan persetujuan. Mereka enggak tetapkan atau nilai standar soal konten itu sendiri. Kantor pusat VISA enggak keluarin instruksi spesifik soal istilah atau kata kunci yang harus dilarang.
Balasan dari industri langsung datang. Situs kayak Getchu, yang dikenal nyebarin konten dewasa dan bahan sensitif lainnya, mulai nerima lagi bayaran pake kartu bank VISA. Plus, ada gosip DLsite, distribusi penting lainnya, bisa jalan di jalur yang sama dan balik nerima bayaran pake kartu VISA.
Ini kemajuan gedean buat industri konten dewasa di Jepang, yang beberapa bulan terakhir kena pukulan berat gara-gara keputusan dari operator-operator bank yang “kayaknya enggak mau terlibat sama konten dewasa.” Aksi Taro Yamada bisa jadi momen penting buat hubungan antara platform bayaran ini sama industri, dan pastinya nambahin poin popularitas dia sama orang-orang yang konsumsi konten ini.
- “Yaelah, jadi mereka mulai lagi bayaran pake VISA.”
- “Kalo bisa mulai lagi berarti enggak ada alasan valid dari VISA buat stop transaksi.”
- “Berarti gara-gara Taro Yamada ke kantor VISA dan dapet pernyataan ‘enggak ngatur kata kunci dalam konten spesifik’, ketahuan dong ada yang sengaja bermain…? Kayaknya beberapa tempat mulai lagi bayaran pake VISA, mungkin ini berarti bakal makin banyak tempat yang ikut.”
- “Bilangnya VISA bakal mulai lagi bayaran. Pasti itu keputusan spontan dari cabang Jepangnya.”
- “Kayaknya Getchu mulai lagi bayaran pake kartu VISA. Kira-kira campur tangan Taro Yamada di kantor pusatnya bener-bener berdampak? Bakal asik nih kalo situs-situs lain yang stop bayaran juga mulai lagi.”
- “Gokil mereka bisa mulai lagi bayaran pake VISA.”
- “Jadi gua ngambil kartu JCB percuma dong…? Yah, mungkin beberapa situs kayak DLsite masih hati-hati dan enggak mulai lagi transaksi pake VISA, jadi mungkin enggak sia-sia juga punya kartu itu.”
- “DLsite mulai lagi bayaran pake VISA? Berarti campur tangan Yamada bikin para perantara kesel dan itu bikin ada reaksi?”
- “Soal mulai lagi transaksi pake VISA, seharusnya mereka riset bener-bener sebab aslinya biarpun enggak diumbar.”
- “Meski sekarang VISA putusin buat mulai lagi bayaran, udah telat. Gua udah pindah semua ke JCB.”