AniEvo ID – Berita kali ini gue ambil dari kasus unik sekaligus kontroversial di Jepang. Seorang inspektur polisi di Shiga kena tegur resmi gegara doi nyambi jadi Cosplayer dan jualan merchandise foto-foto cosplay-nya.
Dikutip dari kantor polisi setempat, inspektur ini—cowok umur 40-an—udah delapan tahun nyemplung di bisnis sampingan ini, tepatnya sejak Oktober 2016. Tanpa izin atasan, doi produksi dan jual photobook, poster, sama postcard yang isinya foto-foto cosplay dirinya sendiri jadi karakter anime dan manga. Barang-barang ini dia pasarkan lewat platform online dan event-event anime.
Yang jadi masalah, doi enggak minta izin dulu ke Kapolda Shiga, padahal aturan PNS Jepang mewajibkan izin sebelum punya pekerjaan sampingan. Total duit yang dia dapet dari bisnis gelap ini sekitar 1,1 juta yen (sekitar Rp110 jutaan).
Prosesnya gini: doi cosplay karakter favorit, terus foto, lalu cetak photobook dkk. lewat vendor luar. Semuanya berjalan mulus sampe Oktober 2024, ketika ada yang ngasih tau polisi kalau ada PNS di tubuh mereka yang kerja sampingan ilegal. Investigasi internal pun membuktikan pelanggaran ini.
Akhirnya, Selasa 12 Maret 2025, inspektur ini kena hukuman teguran dari kepala departemennya. Dia ngaku menyesal, bilang tujuannya cuma mau “sebarkan budaya anime”, tapi sadar tindakannya “nggak pantas buat polisi”.
Aturan PNS di Jepang emang ketat soal kerja sampingan buat jaga netralitas dan kepercayaan publik. Hukuman buat pelanggaran kayak gini bisa macam-macam, dari potong gaji sampai dipecat. Contohnya, dulu ada polisi main judi ilegal kena potong gaji 10% sebulan, atau dua polisi yang pake mobil dinas buat “inspeksi daging” sambil mabuk langsung dipecat.
Nah, dalam kasus ini, doi cuma ditegur—artinya pelanggarannya dianggap nggak terlalu parah. Tapi ya, tetep aja jadi pelajaran buat yang lain: kalo mau nyambi cosplay, mending pikir-pikir dulu konsekuensinya!