AniEvo ID – Oke, jadi ceritanya, survei terbaru di Jepang mengungkap hal yang cukup mengejutkan soal kehidupan percintaan remaja Jepang, khususnya cowok SMA. Cuma 1 dari 5 cowok SMA di Jepang yang pernah ngerasain ciuman, dan angka ini jadi yang terendah sejak survei ini dimulai pada tahun 1974! Bikin penasaran kan, apa yang bikin tren ini berubah?
Para ahli sih bilang, salah satu alasan utamanya gara-gara pandemi COVID-19 kemarin. Selama pandemi, peraturan jaga jarak bikin banyak kegiatan sekolah dihentikan, dan kesempatan buat ketemu orang baru atau ngerasain interaksi fisik jadi makin jarang. Jadi, bukannya PDKT atau pacaran, remaja Jepang malah lebih banyak di rumah atau sibuk sekolah online, yang otomatis bikin pengalaman percintaan mereka menurun drastis.
Faktor Utama: Pengaruh Pandemi COVID-19
Menurut para ahli, pandemi COVID-19 jadi salah satu alasan utama. Selama pandemi:
- Interaksi langsung terbatas: Banyak sekolah yang tutup dan kegiatan sosial yang dibatasi. Ini bikin kesempatan buat ketemu orang baru dan interaksi fisik jadi berkurang drastis.
- Sekolah online: Alih-alih ketemu teman di sekolah, mereka malah lebih sering di rumah, yang bikin pengalaman percintaan atau PDKT jadi makin jarang.
Hasil Survei: Penurunan Pengalaman Percintaan
Survei yang diadakan tiap enam tahun sekali ini melibatkan lebih dari 12.000 remaja, mulai dari SMP, SMA, sampai mahasiswa. Beberapa temuan utamanya adalah:
- Pengalaman ciuman menurun: Nggak cuma cowok SMA yang jarang ciuman, cewek SMA juga ngelamin penurunan. Ini bukan soal nggak punya pacar, tapi lebih ke kurangnya interaksi.
- Pengalaman kencan juga turun: Angka remaja yang pernah kencan atau punya hubungan asmara juga ikut menurun.
- Hubungan seksual lebih jarang: Persentase cowok SMA yang pernah melakukan hubungan seksual turun jadi 12%, dan untuk cewek SMA di angka 14.8%.
Peningkatan Pengalaman Pribadi: Masturbasi Naik
Menariknya, meski pengalaman percintaan menurun, angka remaja yang punya pengalaman masturbasi malah meningkat. Kenapa bisa begitu?
- Paparan media dengan konten seksual: Selama pandemi, remaja lebih sering di rumah dan mungkin lebih banyak akses ke konten dengan elemen seksual, kayak manga atau anime.
- Pengganti interaksi langsung: Karena kurangnya interaksi langsung, mereka lebih banyak eksplorasi lewat media, dan ini mungkin jadi salah satu alasan.
Fokus Survei: Pendidikan Seks dan Isu Penting Lainnya
Nggak cuma soal percintaan, survei ini juga ngebahas beberapa topik yang penting buat remaja di era digital:
- Pendidikan seksual di sekolah: Bagaimana sekolah bisa ngasih info yang tepat soal seks dan hubungan.
- Pemahaman soal persetujuan (consent): Pendidikan soal persetujuan dianggap makin penting buat ngebangun hubungan sehat.
- Sextortion dan kekerasan dalam hubungan: Kasus sextortion (pemerasan buat ngirim konten pribadi) dan dating violence juga disorot karena makin banyak terjadi.
Dampak Besar ke Kehidupan Remaja Jepang
Jadi, bisa dibilang pandemi kemarin bener-bener ngasih dampak besar ke kehidupan sosial dan percintaan remaja Jepang. Dari yang tadinya bisa ketemu, ngobrol, dan jalan bareng, sekarang banyak remaja Jepang yang lebih milih buat stay di rumah atau nongkrong online aja. Bakal menarik banget ngeliat apakah tren ini bakal berlanjut, atau kalau keadaan udah normal sepenuhnya, mereka bakal balik lagi ke interaksi langsung kayak dulu.