AniEvo ID – Berita kali ini gue ambil yang lagi tren, karena dulu itu cosplay cuma dianggap hobi buat para wibu yang ngefans berat sama anime, manga, atau game. Tapi sekarang, Cosplay udah naik level jadi fenomena budaya pop yang gede banget, nggak cuma di Jepang, tapi juga di seluruh dunia. Dari sekadar hobi, cosplay berkembang jadi industri yang punya peluang bisnis besar, mulai dari event organizer sampai jasa custom kostum.
Di Jepang sendiri, cosplay udah jadi bagian penting dari budaya pop mereka. Contohnya, event kayak Tokyo Game Show atau World Cosplay Summit selalu rame sama cosplayer (atau “layers,” istilah lokalnya) yang tampil maksimal. Salah satu cerita menarik ada di Tokyo Game Show baru-baru ini. Ada seorang cosplayer asal Amerika yang tinggal di Tokyo dan tampil sebagai karakter dari game Danganronpa. Dia bahkan bikin sendiri kostum dan propertinya, dan akhirnya jadi pusat perhatian pengunjung. “Awalnya gue malu, tapi sekarang gue enjoy banget bisa jadi karakter favorit gue,” katanya.
Cosplay juga nggak cuma soal kesenangan pribadi. Banyak acara cosplay diadakan untuk menarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Misalnya, Hacosta Inc. di Osaka yang mengadakan event cosplay sampai 100 hari setahun dan berhasil menarik sekitar 200 ribu pengunjung. Ini bukti kalau cosplay nggak sekadar hobi, tapi udah jadi daya tarik ekonomi dan budaya yang kuat.
Era Media Sosial dan Lonjakan Popularitas
Yang bikin cosplay semakin populer adalah kehadiran media sosial kayak Instagram, TikTok, dan X (dulu Twitter). Dengan platform-platform ini, cosplayer bisa pamerin hasil kerja keras mereka ke audiens global. Tren “looking good” di medsos bikin anak muda lebih pede nunjukin sisi kreatif mereka. Jadi, cosplay nggak lagi dianggap aneh, tapi malah jadi gaya hidup yang keren.
Menurut Prof. Takeshi Okamoto dari Universitas Kindai, media sosial berhasil menghapus stigma tentang “berpakaian aneh.” Sekarang, cosplay dianggap sebagai cara untuk mengekspresikan diri. Bahkan banyak orang yang nggak ikutan cosplay datang ke acara cuma buat ketemu dan dukung cosplayer favorit mereka.
Peluang Bisnis di Dunia Cosplay
Dengan makin banyaknya penggemar, industri cosplay menciptakan peluang bisnis baru yang menggiurkan. Salah satunya adalah layanan kostum custom kayak Narikiri, yang nyediain jasa pembuatan kostum sesuai pesanan. Harga jasa ini rata-rata sekitar ¥60.000–¥70.000 (Rp6,1 juta – Rp7,2 juta), bahkan ada yang mencapai ¥1 juta (Rp11 juta). Nggak cuma itu, ada juga bisnis fotografi cosplay, penyelenggaraan event, dan penjualan merchandise seperti wig, senjata replika, atau aksesori karakter.
Permintaan untuk produk dan jasa cosplay juga semakin besar di luar Jepang. Presiden Otacrowd Co., Shigenobu Chaki, “kalau tren ini booming banget di luar negeri, mencerminkan daya tarik global budaya Jepang“.
Tantangan dan Masa Depan Cosplay
Meski berkembang pesat, cosplay tetap menghadapi tantangan, salah satunya isu hak cipta. Banyak cosplayer yang pakai karakter terkenal tanpa izin resmi, dan ini masuk area abu-abu dalam hukum. Beberapa perusahaan kasih “persetujuan diam-diam,” tapi cosplayer tetap harus hati-hati biar nggak melanggar aturan.
Dengan proyeksi pasar cosplay yang bisa tembus Rp1 triliun pada tahun 2030, cosplay nggak cuma jadi hobi, tapi pilar baru dalam budaya pop Jepang. Dari industri kreatif, media sosial, sampai daya tarik wisata, cosplay membuktikan kalau seni dan hiburan bisa jadi sektor bisnis yang kuat.
Kalau lo suka dunia cosplay, ini saat yang tepat buat terjun ke industri ini. Selain seru, lo juga bisa jadi bagian dari tren global yang keren banget ini. Cosplay, nggak sekadar gaya, tapi juga peluang masa depan!