AniEvo ID – Berita kali ini gue ambil dari rencana pemerintah Jepang yang pengen turunin harga beras biar lebih murah di pasaran. Harga beras di Jepang belakangan memang jadi sorotan karena naik cukup tinggi. Nah, buat ngatasi itu, Menteri Pertanian Shinjiro Koizumi punya target jelas: harga beras 5 kg harus tembus di angka 2.000 yen saat dijual di supermarket, dan itu mau direalisasikan mulai awal Juni mendatang .
Cara yang mau dipake? Ganti sistem penjualan cadangan beras nasional dari sebelumnya lelang umum jadi model kontrak yang bisa dinegosiasikan. Rencana ini kabarnya bakal mulai dijalankan paling cepat minggu depan , biar distribusinya lebih lancar dan harganya lebih terjangkau.

Selain soal harga, Koizumi juga ngomongin proyeksi panen padi tahun 2025 yang lumayan besar. Diperkirakan jumlah hasil panennya bisa mencapai 7,19 juta metrik ton , atau 400.000 ton lebih banyak dibanding tahun lalu. Kalau terealisasi, ini akan jadi panen terbesar dalam lima tahun terakhir , dan bisa bantu stabilkan stok beras di dalam negeri.
Koizumi sendiri baru aja menjabat sebagai Menteri Pertanian setelah menggantikan Taku Eto yang mundur pada Rabu, 21 Mei 2025 lalu. Pencopotannya sempat bikin heboh karena pernyataannya yang kontroversial bahwa dia gak pernah beli beras sendiri , padahal harga sedang naik. Komentar itu langsung jadi viral dan menuai kritik keras dari publik, termasuk para petani dan konsumen biasa yang merasakan langsung tekanan kenaikan harga beras.
Kenapa Harga Beras Naik?

Naiknya harga beras di Jepang gak cuma disebabkan oleh faktor cuaca atau hasil panen yang rendah, tapi juga karena masalah distribusi dan mekanisme penjualan cadangan beras yang sebelumnya masih kurang efisien. Sistem lelang yang selama ini dipakai sering dinilai gak memberi dampak signifikan buat menekan harga di pasar ritel. Akibatnya, harga beras di supermarket tetap tinggi, terutama untuk varietas premium kayak Koshihikari.
Dengan adanya perubahan ke sistem negosiasi langsung antara produsen dan distributor, diharapkan rantai pasok bisa lebih pendek dan margin keuntungan tidak terlalu besar. Ini juga bisa mendorong transparansi dan kompetisi yang lebih sehat antar pelaku usaha.
Apa yang Akan Dilakukan Shinjiro Koizumi?
Sebagai menteri baru, Koizumi langsung menunjukkan langkah tegas. Ia berkomitmen untuk mereformasi cara Jepang mengelola cadangan beras nasional dengan tujuan utama: mengurangi beban ekonomi masyarakat . Selain sistem negosiasi, ia juga akan meningkatkan koordinasi dengan Jetro (Japan External Trade Organization) dan JA-Zenchu (organisasi koperasi pertanian) untuk mengatur pasokan dan menjaga stabilitas harga.
Selain itu, Koizumi juga berencana melakukan kampanye edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya diversifikasi pangan. Meski beras adalah makanan pokok orang Jepang, alternatif seperti gandum, ubi, atau mie bisa menjadi solusi kalau harga beras masih belum stabil.
Reaksi Pasar dan Petani
Langkah ini secara umum diterima positif oleh kalangan konsumen, tapi ada juga kekhawatiran dari para petani. Beberapa dari mereka takut kalau penurunan harga jual di pasar akhir malah membuat pendapatan mereka ikut turun. Untuk itu, pemerintah akan tetap memastikan ada subsidi atau insentif bagi petani agar tetap sejahtera meskipun harga beras di pasaran diturunkan.
Harapan di Balik Langkah Ini

Kalau semua rencana berjalan lancar, maka awal Juni bisa jadi titik balik harga beras di Jepang. Apalagi dengan perkiraan panen yang melimpah, kesempatan untuk membuat harga lebih ramah konsumen sangat terbuka lebar.
Pergantian menteri juga diharapkan membawa energi baru dan semangat reformasi di sektor pertanian. Shinjiro Koizumi, yang dikenal sebagai politisi muda dan progresif, diyakini bisa membawa perubahan nyata, apalagi di tengah situasi ekonomi global yang makin menantang.
Penutup
Jadi, dengan perubahan strategi distribusi, proyeksi panen yang melimpah, dan menteri baru yang langsung action, Jepang berusaha mati-matian supaya rakyatnya bisa beli beras dengan harga yang lebih manusiawi. Semoga saja usaha ini berhasil, dan bulan Juni bisa jadi awal dari era harga beras yang lebih stabil dan terjangkau. Sampai ketemu di artikel-artikel berikutnya, ya!