AniEvo ID – Berita kali ini gue ambil dari Jepang emang udah lama dikenal sebagai salah satu negara inovator terbesar di dunia. Tapi, buat tetap eksis di tengah persaingan global yang semakin sengit, Jepang punya rencana besar: meningkatkan daya saing kekayaan intelektual dengan bantuan AI dan talenta internasional. Pada hari Selasa kemarin, pemerintah Jepang secara resmi mengumumkan strategi nasional kekayaan intelektual untuk tahun 2025. Salah satu poin utamanya adalah memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) secara lebih maksimal dalam pengembangan teknologi, serta menarik bakat-bakat asing dari seluruh dunia.
Tujuan Besar: Masuk 10 Besar Indeks Inovasi Global

Dalam strategi tersebut, Jepang menargetkan untuk masuk ke peringkat keempat atau lebih tinggi dalam Indeks Inovasi Global (GII) pada tahun 2035 . Tahun 2024 lalu, Jepang berada di peringkat ke-13 , masih kalah dari Korea Selatan (peringkat 6) dan China (peringkat 11).
Indeks ini dibuat oleh Organisasi Hak Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO), dan mengevaluasi 132 negara berdasarkan lebih dari 80 indikator , termasuk lingkungan kebijakan, pendidikan, infrastruktur, serta kontribusi penelitian dan pengembangan.
Menurut Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba , inovasi dan kekayaan intelektual adalah sumber pendapatan utama negara , sekaligus kunci untuk menjaga daya saing perusahaan-perusahaan Jepang di kancah global. Targetnya jelas: biar perusahaan lokal bisa lebih mudah go international, dan produk-produk Jepang makin banyak dipakai di seluruh dunia.
Memanfaatkan AI untuk Pengembangan Teknologi Baru
Salah satu langkah penting dalam strategi ini adalah mengakui hak paten individu atau tim yang menggunakan AI untuk menciptakan inovasi baru. Ini karena aturan saat ini masih belum jelas soal bagaimana cara menilai kontribusi dari pengembangan teknologi berbasis AI.
Pemerintah akan mulai mempertimbangkan apakah orang-orang yang mengoperasikan atau mengembangkan AI juga berhak atas hak cipta atau paten atas teknologi yang mereka hasilkan. Ini bisa jadi awal dari regulasi baru yang lebih ramah terhadap perkembangan teknologi masa depan.
Selain itu, Jepang juga ingin memperkuat perlindungan kekayaan intelektual digital , termasuk konten anime, film, dan game yang merupakan aset budaya sekaligus ekonomi besar bagi negara ini.
Ini penting banget, karena banyak konten Jepang yang tersebar di internet tanpa izin. Dengan strategi ini, pemerintah pengen ada sistem pelacakan dan perlindungan yang lebih baik, biar pembuat konten bisa dapat nilai ekonomi secara langsung.
Promosi Ekonomi Lokal via Budaya Populer

Kebudayaan populer Jepang seperti anime, manga, dan film lokal bakal dimanfaatkan sebagai alat promosi ekonomi daerah. Pemerintah menaksir total dampak ekonomi dari strategi ini bisa mencapai 1 triliun yen (sekitar Rp90 miliar).
Anime dan konten kreatif Jepang udah lama digemari di seluruh dunia. Dengan strategi ini, pemerintah pengen agar popularitas tersebut nggak cuma bikin nama baik, tapi juga menumbuhkan ekonomi lokal melalui kolaborasi antara industri kreatif dan pemerintah daerah.
Contohnya, anime yang mengambil setting suatu kota di Jepang bisa meningkatkan kunjungan wisatawan dan minat masyarakat terhadap destinasi tersebut. Ini bisa jadi alat promosi yang efektif dan sustainable.
Tarik Bakat Asing dan Dorong Kerja Sama Industri
Agar bisa bersaing secara global, Jepang juga sadar bahwa mereka butuh talenta-talenta terbaik dari luar negeri . Untuk itu, strategi ini menekankan pentingnya menarik ilmuwan, insinyur, dan kreator dari berbagai belahan dunia.
Selain itu, pemerintah juga akan mendukung pengembangan sumber daya manusia lokal , serta mendorong kerja sama antara pihak swasta dan publik di delapan bidang strategis, yaitu:
- Energi
- Pencegahan bencana
- Mobilitas
- Robotika
- Kesehatan
- Pertanian teknologi tinggi
- Infrastruktur cerdas
- Keamanan siber
Targetnya, supaya lebih banyak teknologi buatan Jepang yang diadopsi sebagai standar internasional .
Penutup
Dengan strategi kekayaan intelektual 2025 ini, Jepang siap menyambut era baru inovasi dan pertumbuhan. Mereka nggak cuma bergantung pada warisan teknologi masa lalu, tapi juga aktif menyiapkan diri untuk menjadi pemimpin di masa depan.
Kalau berhasil, ini bisa jadi contoh baik buat negara lain yang mau bangun ekosistem inovasi yang lebih kuat dan inklusif. Semoga aja langkah ini bisa beneran ngangkat daya saing Jepang di kancah dunia.