AniEvo ID – Berita kali ini gue ambil dari situasi pasar beras di Jepang yang mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan harga setelah hampir lima bulan terus naik. Untuk pertama kalinya dalam 18 minggu, harga eceran beras di supermarket mengalami penurunan meskipun masih jauh lebih tinggi dibanding tahun lalu.
Menurut data dari Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang, rata-rata harga beras kemasan 5 kg di sekitar 1.000 supermarket pada minggu yang berakhir 4 Mei 2025 adalah ¥4.214 (Rp 472.781), atau turun ¥19 (Rp 2.137,25) dari minggu sebelumnya. Ini merupakan penurunan pertama sejak minggu terakhir Desember 2024.
Kenapa Harga Bisa Turun?

Penyebab utamanya diduga karena distribusi beras cadangan milik pemerintah yang mulai masuk ke pasar secara lebih luas. Pemerintah Jepang sebelumnya sempat melepas 310.000 metrik ton beras simpanan melalui tiga putaran tender, dengan rencana untuk terus melepaskan pasokan secara bertahap sampai sekitar Juli mendatang.
Beras cadangan ini biasanya memiliki harga lebih murah, dan beberapa sudah mulai tersedia di rak supermarket dalam bentuk produk campuran. Menurut kementerian, konsumen mulai tertarik dengan opsi beras campuran tersebut karena harganya lebih ramah di kantong.
Seorang perwakilan dari salah satu jaringan supermarket besar menyatakan, “Kami mampu meningkatkan jumlah produk yang lebih murah yang dicampur dengan beras simpanan, sehingga harganya bisa diturunkan.”
Masih Lebih Mahal Dibanding Tahun Lalu

Meski ada penurunan, harga beras saat ini tetap jauh lebih mahal jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Di minggu yang sama pada 2024, harga rata-rata beras hanya sekitar ¥2.106 (Rp 236.897) per 5 kg — artinya, harga saat ini lebih dari dua kali lipat dari tahun lalu.
Faktor utama kenaikan harga sebelumnya adalah musim panen yang buruk di Jepang tahun lalu, serta dampak perubahan iklim yang memengaruhi hasil pertanian. Situasi ini membuat stok beras nasional sempat menipis, sehingga memicu lonjakan harga selama berbulan-bulan.
Selain itu, kenaikan biaya produksi seperti pupuk, bahan bakar, dan tenaga kerja juga menjadi alasan kenapa harga beras tidak langsung stabil meski stok mulai ada tambahan.
Apakah Harga Akan Terus Turun?
Belum bisa dipastikan. Meskipun ada indikasi awal bahwa pasokan tambahan mulai meredam kenaikan harga, beberapa pelaku usaha ritel menyatakan belum merasakan perubahan signifikan.
Salah satu jaringan supermarket besar lainnya menyampaikan skeptisisme: “Kami tidak benar-benar merasa bahwa harga lebih rendah. Harga bisa tetap tinggi hingga musim panas.”
Pemerintah sendiri sedang mempertimbangkan untuk melonggarkan syarat tender bagi perusahaan yang ingin ikut serta dalam pelepasan beras cadangan, agar distribusi bisa lebih cepat dan merata. Tujuannya supaya tekanan inflasi di sektor pangan bisa dikurangi, terutama menjelang masa panen baru nanti.
Strategi Distribusi yang Lebih Fleksibel

Dengan semakin dekatnya masa panen musim panas, harapan banyak pihak adalah harga akan terus menurun secara bertahap. Namun, sampai waktu itu tiba, langkah pemerintah melepas beras cadangan tetap menjadi cara efektif buat menjaga stabilitas harga di pasar.
Pelonggaran aturan tender diharapkan bisa memudahkan lebih banyak distributor dan produsen untuk ikut serta dalam program ini. Semakin luas distribusi beras cadangan, semakin besar kemungkinan harga bisa kembali ke level yang lebih normal.
Penutup
Turunnya harga beras di Jepang bisa jadi angin segar buat konsumen yang beberapa bulan terakhir harus rela membayar lebih mahal. Meskipun penurunan masih kecil dan belum stabil, langkah pemerintah melepas beras cadangan mulai memberikan efek nyata.
Yang pasti, semua mata sekarang tertuju pada apakah tren ini akan terus berlanjut, atau malah kembali naik saat musim panen belum juga tiba. Buat lo yang suka ngikutin isu ekonomi atau food supply chain, ini pasti seru buat dipantau. Tetap update informasi terbaru ya, siapa tau bisa jadi referensi buat analisis tugas kuliah atau konten edukasi.