AniEvo ID – Berita kali ini gue ambil dari kenaikan Harga Beras di Jepang yang diprediksi masih akan terus berlanjut hingga panen raya 2025. Meskipun luas lahan tanam naik, permintaan tinggi dari pembeli besar bikin harga tetap melonjak. Perusahaan restoran seperti Yoshinoya Holdings dan Zensho Holdings udah mulai aktif cari pasokan langsung dari petani biar stok aman. Mereka bahkan rela bayar lebih awal dengan jumlah yang lebih tinggi buat pastikan tidak kehabisan beras saat musim panen nanti.
Pembelian Langsung dari Petani Meningkat

Yoshinoya Holdings Co., salah satu operator restoran semangkuk daging sapi terbesar di Jepang, udah mulai mendatangi petani secara langsung di daerah seperti Gunma. Perusahaan ini menggunakan sekitar 25.000 ton beras setiap tahun dan pengen pastikan pasokan nggak terganggu kayak tahun lalu, waktu distribusi dari grosir sempet tersendat.
Mereka bahkan nyari petani-petani baru di wilayah produksi yang belum banyak digarap, kayak Kyushu dan Chugoku. Hal serupa juga dilakukan oleh Zensho Holdings Co., pemilik jaringan Sukiya, yang ikutan meningkatkan pembelian langsung dari para petani.
JA Naikkan Pembayaran Sementara

JA sebagai pembeli utama beras dari petani (sekitar 40% total pembelian) juga nggak mau kalah. Mereka udah mempercepat pengumuman pembayaran sementara untuk petani padi dari biasanya musim panas, sekarang dimajukan ke sekitar musim semi. Nilainya juga lebih tinggi dibanding tahun 2024.
Contohnya, di Prefektur Niigata, Zen-Noh Niigata menawarkan peningkatan minimal ¥6.000 per 60 kg untuk beras Koshihikari 2025. Di Fukui, mereka siap tambah pembayaran hingga ¥4.800 per 60 kg.
Tujuannya? Biar petani bisa tenang menanam padi meski biaya pupuk, benih, dan bahan bakar sedang naik. Tapi ada juga alasan praktis: kalau nggak naikin pembayaran awal, bisa kekurangan pasokan.
Harga Grosir Masih Tinggi

Harga grosir beras 2024 rata-rata mencapai rekor tertinggi, yaitu ¥24.500 per 60 kg. Kenaikan ini bikin semangat petani untuk menanam padi kembali naik.
Menurut data Kementerian Pertanian Jepang, luas lahan sawah untuk beras konsumsi pada 2025 mencapai 1,282 juta hektare, naik 1,8% dari tahun lalu. Ini adalah peningkatan terbesar sejak kebijakan pengurangan lahan sawah dicabut pada 2018. Sebanyak 19 prefektur, termasuk Niigata dan Hokkaido, berencana memperluas area tanam padi mereka.
Dampak ke Pasar Konsumen

Menteri Pertanian Jepang, Taku Eto, menyebut bahwa kenaikan pembayaran sementara ini bisa berdampak langsung ke harga beras di pasar. Artinya, konsumen akhir juga harus siap-siap membayar lebih mahal untuk beras di tahun 2025. Meski produksi naik, permintaan yang kuat dari pembeli besar dan langkah antisipatif mereka membuat tekanan harga tetap tinggi.
Penutup
Beras tetap menjadi makanan pokok masyarakat Jepang, tapi tren kenaikan harga yang terus berlanjut bikin semua pihak — dari petani hingga restoran besar — harus lebih proaktif. Buat pembeli, ini artinya strategi baru dalam pengadaan. Buat petani, ini peluang besar untuk hasilkan pendapatan lebih tinggi. Tahun 2025 bisa jadi tahun yang penuh tantangan, tapi juga penuh potensi bagi industri beras Jepang.